Al-Quds, 10 Muharam 1435/3 November 2014 (MINA) – Presiden Mahmoud Abbas telah membuat marah para pejabat Israel dengan menulis surat kepada keluarga seorang pria Palestina yang ditembak mati setelah diduga menembak aktivis sayap kanan Israel, Yehuda Glick pekan lalu.
Abbas hari Ahad mengirim surat belasungkawa kepada keluarga Muataz Ibrahim Hijazi (32) yang dibunuh oleh polisi Israel, karena telah membunuh Glick. Ma’an News Agency melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam suratnya, Abbas mengungkapkan kemarahan dan kecaman setelah membaca berita kriminal tentang pembunuhan keji oleh pasukan Israel terhadap Hijazi yang meninggal membela hak warga Palestina dan tempat suci.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis Ahad malam, mengutuk pernyataan pemimpin Palestina.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Kami sedang berusaha menenangkan situasi, namun Abu Mazen (Abbas) malah mengirimkan belasungkawa atas kematian seorang pria yang mencoba melakukan perbuatan tercela,” katanya.
Menteri Kehakiman Israel, Tzipi Livni mengatakan kepada radio publik bahwa Abbas sedang bermain dengan api.
Pria kelahiran Amerika Serikat, Glick ditembak Rabu (29/10) di Al-Quds. Dia adalah aktivis radikal yang memimpin kunjungan kontroversial di bawah penjagaan bersenjata ke kompleks Al-Aqsha dan menganjurkan untuk penggantian Masjid menjadi kuil Yahudi.
Pasukan Israel menembak Hijazi lebih dari 20 kali dalam serangan di rumahnya. Keluarganya mengatakan, dia ditangkap dan sengaja ditembak beberapa kali serta dibiarkan mati kehabisan darah.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Yahudi menyebut Al-Aqsha sebagai Temple Mount yaitu tempat paling suci dalam agama Yahudi. (T/P006/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel