Kuala Lumpur, 3 Muharram 1437/16 Oktober 2015 (MINA) – Lembaga-lembaga Islam yang tergabung dalam Persatuan Ulama Asia (SHURA), Majelis Perundingan Organisasi Islam Malaysia (MAPIM), dan National Intergrity Party (AMANAH) mengecam keras serbuan pasukan pendudukan Israel di Al-Quds dan wilayah lainnya di Palestina.
“Kami bersatu dalam solidaritas dengan para korban Palestina yang dibunuh tanpa belas kasih oleh pasukan Israel selama sepekan terakhir. Kami menerima laporan lebih dari 15 pemuda Palestina dan 9 anak-anak kehilangan nyawa mereka. Ini adalah kebrutalan yang jelas oleh pasukan Israel dan tidak dapat ditoleransi,” kata Muhammad Azmi Abdul Hamid, Ketua SHURA dalam keterangan persnya, Jum’at (16/10) pagi.
Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan bahwa sampai saat ini pembunuhan di Palestina masih terus terjadi, banyak pihak yang mempertanyakan kesungguhan pemerintah Israel, juga lembaga-lembaga internasional dalam menjaga perdamaian dunia.
Perang Agama
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Serangan terbaru Israel di Masjid Al-Aqsha, kata Abdul Hamid, sama saja dengan memicu perang beragama yang selanjutnya akan meningkat ke perang di wilayah-wilayah pendudukan dan daerah.
“Palestina tidak akan terlihat sebagai negara yang lemah dalam permusuhan terhadap Israel. Ini merupakan awal sebuah Intifadhah besar ketiga dari Palestina terhadap pasukan Israel dan pemukim illegal disana,” tegasnya.
Lebih lanjut, Abdul Hamid mengungkapkan, pihaknya menerima laporan, lebih dari 3 ribu warga Palestina terluka dan ratusan lainnya ditahan karena dituduh menggunakan kekuatan yang berlebihan dan ilegal oleh Israel.
“Kami marah, sudah banyak video yang sangat jelas menunjukkan permusuhan Israel terhadap Palestina. AS seharusnya mengecam tindakan teroris ala Israel. Fakta di lapangan sangat jelas bahwa orang-orang Palestina yang sedang menjadi korban,” ujarnya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Menurutnya, posisi yang diambil oleh AS, PBB dan Quartet di Palestina yang datang ke Al-Quds dan wilayah yang diduduki bukan untuk menghentikan kekerasan. “Seperti yang diminta oleh pasukan Israel, mereka datang untuk mendukung secara langsung kemungkinan pasukan Israel melanjutkan misi di Masjid Al-Aqsha,” katanya.
Akar penyebab serangan baru-baru ini, kata Abdul Hamid, yaitu Israel bermaksud untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsha dengan meningkatkan Yahudisasi di Al-Quds dan mengklaimnya sebagai ibukota Israel.
“Pencaplokan sepihak Israel di Yerusalem Timur tidak pernah diakui oleh negara manapun. Mahkamah Internasional memutuskan pada 2004 lalu, Yerusalem Timur merupakan bagian dari wilayah yang diduduki dan Konvensi Jenewa Keempat menyebutkan, Yerusalem Timur adalah bagian dari negara Palestina,” pungkasnya.
Perjuangan rakyat Palestina kini memasuki tahap apa yang disebut dengan Intifadah Ketiga atau Intifada Al Quds. Hingga beberapa sumber yang terpercaya, hingga kini korban syahid dari Muslim Palestina berjumlah 35 orang.(L/P011/R02)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)