Oleh Zaenal Muttaqin, wartawan MINA
Kekerasan terhadap sesama manusia adalah sebuah fenomena yang telah lama menghantui peradaban manusia.
Dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perkelahian kecil di jalanan yang berawal karena kesalahpahaman, tawuran antar pemuda, hingga konflik berskala besar, akhir-akhir sering terjadi.
Tindak kekerasan tersebut telah merenggut banyak nyawa dan merusak banyak kehidupan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Dalam perspektif ajaran Islam, kekerasan terhadap sesama merupakan suatu perbuatan yang sangat dibenci dan diharamkan.
Agama Islam mengajarkan nilai-nilai kedamaian dan kesejahteraan sosial. Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, secara tegas menyatakan, bahwa membunuh satu orang sama dengan membunuh seluruh umat manusia (QS. Al-Maidah: 32).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِۢغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَا دٍ فِى الْاَ رْضِ فَكَاَ نَّمَا قَتَلَ النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
“Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.”
Hal ini menunjukkan betapa besar nilai yang diberikan Islam terhadap kehidupan manusia dan pentingnya menjaga keselamatan dan kesejahteraan sesama.
Selain itu, dalam hadis-hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) , juga terdapat banyak perintah untuk menghindari kekerasan dan konflik.
Salah satu hadis yang terkenal adalah sabda Nabi SAW:
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
المسلمُ من سَلِمَ المسلمونُ من لسانهِ ويَدِهِ، والمهاجرُ من هَجَرَ ما نهى اللهُ عنهُ – رواه مسلم
“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Umar).
Hadis ini menegaskan bahwa menjadi baik bukan hanya tentang tindakan langsung, tetapi juga tentang menjaga diri dari menyakiti orang lain.
Namun, dalam praktiknya, kita sering kali melihat kekerasan terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan dilakukan oleh individu atau kelompok yang mengatasnamakan Islam.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Hal ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konflik politik, ekonomi, dan sosial, yang kemudian disalahgunakan atau dikaitkan dengan agama untuk melegitimasi tindakan kekerasan.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam dan seluruh umat manusia untuk kembali kepada ajaran-ajaran pokok Islam yang mengedepankan perdamaian, kasih sayang, dan keadilan.
Edukasi yang kuat tentang nilai-nilai Islam yang sejati dapat membantu mengurangi kekerasan dan konflik dalam masyarakat.
Selain itu, upaya konkret dalam memerangi kemiskinan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan sosial juga merupakan langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih damai dan harmonis.
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang secara benar, kita dapat bersama-sama membangun dunia yang lebih baik, di mana kekerasan tidak lagi merajalela dan perdamaian serta kasih sayang menjadi landasan utama dalam interaksi antar sesama manusia. allahu a’lam. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman