Nay Pyi Taw, MINA – Untuk pertama kalinya, tentara Myanmar mengakui terlibat dalam pembantaian 10 warga Rohingya pada bulan September tahun lalu.
Markas Besar Tentara Myanmar melalui akun resmi Facebook pada Rabu (10/1) malam menyatakan, pembantaian tersebut terjadi pada 2 September di desa Inn Din, Negara Bagian Rakhine, karena ketegangan meningkat di sana.
Pernyataan itu menggambarkan, warga Rohingya mencoba menekan pasukan keamanan dan penduduk asli Rakhine setelah seorang pria Buddha terbunuh, demikian Nahar Net memberitakan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Beberapa penduduk desa Inn Din dan anggota keamanan mengaku telah membunuh 10 teroris Bengali,” kata kantor tersebut dalam posnya, dengan menggunakan istilah perendahan untuk komunitas Rohingya.
Pernyataan itu mengklaim bahwa sepuluh orang Rohingya yang dibunuh tentara adalah kalangan militan.
Unggahan tersebut juga memberikan konfirmasi pertama adanya sebuah kuburan massal Rohingya di Negara Bagian Rakhine setelah dilakukannya tindakan keras yang dipimpin oleh tentara terhadap warga minoritas pada akhir Agustus.
Operasi militer pembunuhan dan pembakaran yang menargetkan orang-orang Rohingya tersebut memaksa sekitar 650.000 warga minoritas mengungsi ke Bangladesh.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Meski warga Rohingya bersaksi bahwa banyak keluarga mereka yang dibunuh oleh tentara dan warga Buddha, tapi sampai sekarang tentara Myanmar dengan keras membantah telah melakukan pelanggaran dan membersihkan diri dari kesalahan apapun dalam penyelidikan internal. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu