Hodeidah, MINA – Sebuah kapal kontainer yang membawa barang-barang komersial umum berlabuh di pelabuhan utama Hodeidah Yaman untuk pertama kalinya, sejak setidaknya 2016 pada hari Sabtu (25/2/2023).
Kapal datang saat pihak-pihak di Yaman masih dalam perang delapan tahun, dan masih dalam pembicaraan untuk mengembalikan kesepakatan gencatan senjata yang telah berakhir.
Konflik yang memecah belah Yaman dan menyebabkan krisis kemanusiaan, menyebabkan 80 persen dari 30 juta penduduk membutuhkan bantuan, The New Arab melaporkan.
Barang-barang yang tiba di Hodeidah harus diperiksa oleh UNVIM, badan PBB yang dibentuk untuk mencegah pengiriman senjata memasuki Yaman.
Baca Juga: Warga Los Angeles Khawatirkan Dampak Debu Kebakaran bagi Kesehatan
Dalam tujuh tahun terakhir, UNVIM yang berbasis di Djibouti telah memberikan persetujuan hanya untuk kapal yang membawa barang-barang tertentu, seperti bahan makanan, bahan bakar, dan minyak goreng.
Seorang pejabat di pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mengatakan, pemberian akses ke kapal komersial adalah langkah membangun kepercayaan. hal itu bertujuan mendukung pembicaraan Saudi-Houthi untuk mengembalikan gencatan senjata, yang berakhir pada Oktober 2022.
Pejabat pelabuhan mengatakan SHEBELLE, yang menurut data pelacakan kapal adalah kapal kargo umum berbendera Ethiopia, diberikan izin oleh badan inspeksi PBB, Mekanisme Verifikasi dan Inspeksi untuk Yaman (UNVIM).
“Mekanisme sebelumnya hanya memberikan izin untuk pengiriman tertentu. Namun sekarang UNVIM memberikan izin untuk semua jenis pengiriman ke pelabuhan Hodeidah,” kata Muhammad Abu-Bakr bin Ishaq, Kepala Perusahaan Pelabuhan Laut Merah yang dikelola Houthi.
Baca Juga: Khianati Kesepakatan Gencatan Senjata, Israel Tunda Penarikan Pasukan dari Lebanon Selatan
Dia mengatakan, peningkatan arus barang ke pelabuhan barat akan mengurangi biaya transportasi untuk produk, mengingat sebagian besar masuk melalui pelabuhan Aden yang dikuasai pemerintah di selatan. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)