Ibnu Kasir pada ayat sebelumnya menjelaskan kondisi pemilik kebun di dunia dan apa yang mereka derita berupa siksaan Allah akibat mereka memaksiati Allah enggan berbagi dengan orang miskin. Kemudian pada ayat selanjutnya, Allah menjelaskan, keadaan orang-orang yang bertakwa kepada Allah di akhirat nanti yang akan mendapatkan surga dengan penuh kenikmatan.
Allah menyatakan lawan daripada mutaqqin yaitu muzrimin yang menerangkan sebab orang kafir Quraisy menganggap orang Islam sama dengan orang kafir bahkan mereka mengejek, kalau sama-sama mendapatkan kenikmatan, maka mereka di dunia merasakan kenikmatan itu.
Logikanya, jika bahagia di dunia, ya bahagia diakhirat. Sebaliknya, jika di dunia tidak bahagia, apa lagi di akhirat. Kemudian Allah menyatakan dalam surah ini, apakah orang Islam sama dengan orang kafir?. Sudah tentu tidak sama. Maka kita jangan sampai menganggap sama kedua hal itu.
Baca Juga: Ustadz Hidayaturrahman: Lima Langkah Mentadaburi Al-Qur’an Dengan Metode Tathbiqi
Pandangan orang-orang kafir yang menganggap sama saja, sama sekali tidak punya sandaran. Mereka tidak punya kitab yang mereka pelajari dan mereka sama sekali tidak punya referensi dan sandaran ilmiah, bahwa mereka termasuk penghuni surga seperti orang beriman.
Allah berfirman bahwa apakah di tangan kalian terdapat sebuah kitab yang diturunkan dari langit, yang dipelajari, dihafalkan dan beredar di antara kalian secara turun-temurun dari pendahulu sampai ke generasi berikutnya hingga sampai pada kalian, yang isinya memperkuat dan mengukuhkan apa yang kamu sangkakan itu?
Mereka (orang-orang kafir) sama sekali tidak mempunyai perjanjian dengan Allah Subhaanahu wa Ta’aala bahwa pada hari Kiamat nanti mereka mendapatkan kenikmatan sama seperti halnya di dunia. Siapakah yang akan menjamin dan bertanggung jawab terhadap keputusan itu?
Pertanyaan selanjutnya kepada orang Kafir adalah, apakah mereka memiliki sekutu-sekutu dan para pembantu yang membantu mereka untuk tercapainya apa yang mereka inginkan di akhirat? . Jika mereka memiliki sekutu-sekutu dan para pembantu, maka hendaklah mereka hadirkan kalau mereka memang orang-orang yang benar.
Baca Juga: Islam Memuliakan Kaum Perempuan, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Sudah maklum, bahwa semua itu tidak mereka miliki, mereka tidak memiliki kitab, tidak memiliki perjanjian untuk selamat di sisi Allah dan tidak mempunyai sekutu yang membantu mereka, sehingga dakwaan mereka adalah batil dan rusak.
Allah memerintahkan kepada Rasulullah untuk bertanya kepada mereka dengan pertanyaan-pertanyaan di atas. Maka sudah tentu, tidak mungkin jawaban mereka itu mampu menjawabnya.
Jadi Allah menutup hujah orang-orang musyrik dengan pertanyaan yang tidak mungkin mereka bisa menjawabnya. Jika mereka mencoba menjawab, pasti jawaban mereka ngawur dan tidak punya rujukan yang falid.
Itulah empat pertanyaan untuk melemahkan pandangan orang kafir yang menyamakan orang Islam dengan orang kafir. (A/R3/P2)
Baca Juga: Ketika Umat Islam Diberi Anugerah Kekuasaan Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Mi’raj News Agency (MINA)