Kuala Lumpur, MINA – Pertempuran antara kelompok pemberontak Buddha Tentara Arakan (AA) dan militer Myanmar menyerang desa warga Muslim Rohingya di Rakhine State.
Kejadian tersebut diungkapkan oleh organisasi HAM etnis Rohingya di Malaysia, MERHROM, dalam siaran persnya yang diterima langsung oleh MINA pada Kamis (4/4).
Presiden MERHROM Zafar Ahmad Bin Abdul Ghani yang berbasis di Kuala Lumpur, menyatakan frustasi atas kegagalan PBB dan Dewan Sekutu untuk menghentikan genosida Rohingya.
Ia mengungkapkan, pertempuran telah berlangsung sejak Januari tahun ini dan beberapa warga Rohingya telah terbunuh oleh AA dan militer selama pertempuran.
Baca Juga: Kebakaran Pesawat Korea Selatan, Tujuh Orang Terluka
Dalam insiden terbaru pada 3 April di sore hari, AA dan militer Myanmar menyerang desa-desa Rohingya di Buthidaung, Ketuparang, Hamsafara, Sansifara, dan Dabushong.
AA dan militer menembak penduduk desa Rohingya yang mengakibatkan lima warga Rohingya meninggal dan 13 lainnya luka-luka.
“Pagi ini kami diberi tahu bahwa jumlah warga Rohingya meninggal dan terluka telah meningkat,” kata Zafar.
Selain itu, Zafar menambahkan, dua helikopter militer menjatuhkan bom di Saintoung Hill di Buthidaung.
Baca Juga: 354 Sekolah di Bangkok Libur Imbas Polusi Udara
“Kami tidak tahu jumlah orang yang meninggal dan terluka dalam ledakan bom,” katanya. (L/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pertama di Asia Tenggara, UU Kesetaraan Pernikahan Sesama Jenis Berlaku di Thailand