Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Bilateral Pertama Biden-Erdogan di Tengah Keretakan

Rudi Hendrik - Selasa, 15 Juni 2021 - 16:07 WIB

Selasa, 15 Juni 2021 - 16:07 WIB

7 Views

Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengadakan pertemuan tatap muka pertamanya di Brussels, Belgia, Senin, 14 Juni 2021. (Kepresidenan Turki)

Brussels, MINA – Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengadakan pertemuan tatap muka pertamanya di tengah sejarah hubungan yang memburuk atas sejumlah masalah kontroversial yang tetap belum terselesaikan.

Kedua pemimpin telah menyatakan kepuasannya dengan pembicaraan mereka.

Pertemuan itu berlangsung di sela-sela KTT NATO di markas besar aliansi militer Barat itu di Brussels pada Senin (14/6) di tengah ketegangan hubungan antara Washington dan Ankara, Press TV melaporkan.

Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan tersebut, Biden mengatakan, “Kami memiliki pertemuan yang positif dan produktif, sebagian besar adalah pertemuan satu lawan satu.”

Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza

“Tim kami akan melanjutkan diskusi kami dan saya yakin kami akan membuat kemajuan nyata,” tambahnya.

Demikian pula, Erdogan menyebut pembicaraannya dengan Biden “produktif dan tulus.” Ia mencatat bahwa “ada keinginan kuat untuk memulai periode kerja sama yang efisien berdasarkan rasa saling menghormati di setiap bidang.”

“Kami pikir tidak ada masalah antara hubungan AS dan Turki yang tidak dapat diselesaikan dan bidang kerja sama bagi kami lebih kaya dan lebih besar dari masalah,” tegasnya.

Hubungan antara kedua negara telah retak pada sejumlah masalah seperti pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki, yang oleh Departemen Luar Negeri AS dianggap “tidak sesuai” dengan posisi Ankara sebagai sekutu NATO.

Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah

Kesepakatan itu mendorong Washington menjatuhkan sanksi terhadap Turki dan mengusir Ankara dari program produksi F-35, termasuk pesanan Turki untuk membeli jet.

“Pada pertemuan yang diadakan di lokasi ini, tidak mungkin S-400 tidak diangkat,” kata Erdogan. “Apa pun pemikiran kami sebelumnya tentang S-400, saya menyampaikan pemikiran yang sama kepada Presiden Biden.”

Kembali pada bulan April, Biden menjadi presiden AS pertama yang menyebut dugaan pembantaian orang-orang Armenia tahun 1915 oleh bekas Kekaisaran Ottoman sebagai “genosida”, sebuah garis merah untuk Turki yang membantah tanggung jawabnya atas kekejaman tersebut.

Keputusan itu membuat marah dan mendapat teguran keras dari para pemimpin Turki. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan  

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Amerika
Internasional
Palestina
Palestina
Palestina
Indonesia
Asia