Brussels, 1 Shafar 1437/30 November 2015 (MINA) – Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengatakan hari Minggu bahwa ia menyerukan KTT khusus dengan Turki untuk memutuskan apa yang harus dilakukan Uni Eropa dan Turki untuk mengatasi krisis migrasi.
“Tujuan utama kami adalah untuk membendung arus migran ke Eropa. Setelah berminggu-minggu bekerja keras dan mengaakan pembicaraan yang sulit, kami telah mencapai kesepakatan yang diharapkan akan diterima hari ini oleh semua pihak yang terkait,” katanya kepada wartawan menjelang pertemuan puncak yang dimulai petang ini, seperti yang dilaporkan Mi’raj Islamic News Ageency (MINA), mengutip kantor berita Kuna.
KTT ini juga akan kembali memperkokoh hubungan Uni Eropa dengan Turki, termasuk proses aksesi Turki, katanya.
“Turki merupakan mitra penting dalam kontraterorisme. Kita juga perlu kerjasama yang lebih baik dalam masalah Suriah dan tentu saja soal Siprus.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Hari-hari belakangan ini juga menunjukkan betapa pentingnya kerjasama geopolitik dan strategis kami, ujar Tusk, seraya menambahkan “Mari kita tidak bersikap naif. Turki bukanlah satu-satunya kunci untuk memecahkan krisis migrasi.
Yang paling penting adalah tanggung jawab dan tugas kita untuk melindungi perbatasan kita dengan dunia luar. Kita tidak bisa mengalih-dayakan kewajiban ini ke negara ketiga. Saya akan mengulangi ini lagi: tanpa kontrol di perbatasan luar, Schengen akan menjadi sejarah, katanya.
Perjanjian Schengen merupakan perjanjian yang dibuat oleh sejumlah negara Eropa untuk menghapuskan pengawasan perbatasan di antara mereka. Di dalam perjanjian ini tercakup berbagai aturan kebijakan bersama untuk izin masuk jangka pendek termasuk di dalamnya Visa Schengen), penyelarasan kontrol perbatasan eksternal, dan kerjasama polisi lintas batas.
Namanya diambil dari nama tempat penandatanganan perjanjian, suatu desa di Luksemburg. (T/R07/R01)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)