Washington, MINA – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk secara resmi mengumumkan bahwa tindakan keras terhadap Muslim Rohingya di Myanmar adalah “pembersihan etnis”.
Pejabat Departemen tersebut mengatakannya pada Selasa (24/10) saat anggota parlemen AS meminta sanksi terhadap militer Myanmar, pihak yang melakukan pembakaran ratusan desa Rohingya di Negara Bagian Rakhine serta membunuh ribuan warganya. Demikian BD News memberitakan yang dikutip MINA.
Tekanan telah meningkat kepada pemerintah Washington untuk memberi tanggapan yang lebih keras terhadap krisis Rohingya menjelang kunjungan perdana Presiden Donald Trump ke Asia.
Pada November, Trump dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak negara-negara Asia Tenggara di Manila.
Baca Juga: Presiden Brazil: Tak Ada Perdamaian di Dunia tanpa Perdamaian di Gaza
Pejabat AS sedang mempersiapkan sebuah rekomendasi untuk Menteri Luar Negeri Rex Tillerson yang akan menentukan, apakah operasi militer Myanmar terhadap etnis Rohingya sebagai pembersihan etnis atau bukan.
Menurut pejabat yang berbicara dengan syarat anonim, proposal tersebut akan dikirim ke Tillerson pada pekan ini.
Tiga pejabat AS yang bersaksi di sebuah dengar pendapat Senat hari Selasa, menolak untuk mengatakan bahwa krisis Rohingya adalah “pembersihan etnis”. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Mi’raj News Agency (MINA)