Jakarta, MINA – Keuangan Islam akan melampaui pertumbuhan perbankan konvensional di seluruh kawasan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), didorong oleh ekspansi ekonomi berkelanjutan dan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk yang sesuai dengan syariah, menurut laporan dari Moody’s Ratings.
Moody’s adalah perusahaan induk keuangan besar asal Amerika. Perusahaan ini memiliki kontibusi sebesar 40% terhadap pangsa pasar pemeringkat kredit dunia.
Menurut Moody’s, Arab Saudi memimpin kawasan GCC dengan penetrasi pasar sebesar 85 persen dalam perbankan Islam, sementara Uni Emirah Arab, Oman, Kuwait, dan Qatar juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
Laporan tersebut menyoroti Arab Saudi sebagai penerima manfaat utama, dengan pembiayaan Islam yang mendukung program Visi 2030 kerajaan tersebut.
Baca Juga: Lebih dari 10 Juta Orang Shalat di Rawdah Al-Sharif selama 2024
Moody’s memperkirakan bahwa bank-bank Islam di GCC akan mempertahankan profitabilitas yang kuat selama 12 hingga 18 bulan ke depan, didukung oleh upaya pemerintah untuk mendiversifikasi ekonomi dan meningkatkan aktivitas komersial.
“Bank-bank Islam di sebagian besar wilayah memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung ekspansi mereka, berkat arus masuk simpanan yang kuat. Namun, bank-bank Islam akan terus memiliki tingkat aset likuid yang relatif lebih rendah daripada bank konvensional, yang mencerminkan kurangnya instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah yang likuid untuk manajemen likuiditas,” laporan Moody’s. Middle East Monitor mengabarkan, Selasa (17/9).
“Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, komitmen pemerintah untuk memperkuat industri keuangan Islam yang lebih luas, dan meningkatnya permintaan akan produk-produk yang sesuai dengan syariah di kawasan GCC akan terus memacu pertumbuhan keuangan Islam, melampaui rekan-rekannya yang konvensional,” ujar Asisten Wakil Presiden dan Analis di Moody’s, Badis Shubailat.
Di negara anggota GCC, Oman, misalnya, aset gabungan bank dan lembaga keuangan Islam tumbuh sebesar 18,1 persen menjadi sekitar $20,2 miliar pada tahun 2023, yang mewakili 11,4 persen dari total aset perbankan kesultanan tersebut.
Baca Juga: Israel Hancurkan Masjid Bersejarah di Lebanon Selatan
Total pembiayaan meningkat sebesar 10,4 persen menjadi $16,6 miliar, sementara simpanan di lembaga-lembaga Islam naik 14,7 persen menjadi hampir $15,5 miliar pada Juni 2024.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi akan Gelar Kompetisi Hafalan Al-Quran dan Hadist di Mauritania