Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PERUNDINGAN DAMAI LIBYA BERJALAN TANPA WAKIL PARLEMEN TRIPOLI

Rudi Hendrik - Ahad, 12 Juli 2015 - 23:19 WIB

Ahad, 12 Juli 2015 - 23:19 WIB

510 Views

Utusan Khusus PBB untuk Libya Bernardino Leon (kiri) bersama wakil pemerintahan Libya dalam pembicaraan damai di Skhirat, Maroko, Sabtu 11 Juli 2015. (Foto: AA)
Utusan Khusus PBB untuk Libya Bernardino Leon (kiri) bersama wakil pemerintahan Libya dalam pembicaraan damai di <a href=

Skhirat, Maroko, Sabtu 11 Juli 2015. (Foto: AA)" width="300" height="204" /> Utusan Khusus PBB untuk Libya Bernardino Leon (kiri) bersama wakil pemerintahan Libya dalam pembicaraan damai di Skhirat, Maroko, Sabtu 11 Juli 2015. (Foto: AA)

Skhirat, Maroko, 24 Ramadhan 1436/12 Juli 2015 (MINA) – Partai politik Libya dan anggota masyarakat sipil berinisiatif melakukan pembicaraan damai usulan PBB di Maroko pada Sabtu (11/7), tanpa melibatkan parlemen saingan yang menguasai Tripoli.

“Langkah ini benar-benar merupakan langkah penting di sepanjang jalan menuju perdamaian,” kata utusan PBB Bernardino Leon pada upacara di kota Skhirat, Maroko, menandai dimulainya perjanjian damai, Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kesepakatan itu didukung oleh anggota parlemen Libya yang diakui secara internasional yang kini berbasis di kota pelabuhan timur Tobruk, serta perwakilan dari partai politik, kota dan kelompok masyarakat sipil.

Libya telah jatuh ke dalam kekacauan sejak penggulingan Presiden Libya Moamer Gadhafi dan sekarang memiliki dua parlemen dan pemerintahan yang berlomba-lomba merebut kekuasaan.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Tidak ada perwakilan dari pemerintahan di ibukota Tripoli yang hadir di Maroko. Kota ini dikendalikan oleh milisi berbasis Islam sejak tahun lalu, mereka menolak usulan PBB untuk menyelesaikan krisis politik Libya dengan membentuk pemerintahan persatuan nasional dan menyelenggarakan pemilu baru.

Namun Leon mengatakan, pintu tetap terbuka untuk kelompok yang tidak hadir.

Di antara isu-isu yang dibahas adalah seruan “menghormati peradilan”, referensi yang mungkin menyangkut keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan kemenangan pemilu parlemen di timur pada Juni 2014. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Palestina
Khadijah
Dunia Islam