Jakarta, 20 Jumadil Akhir 1437/30 Maret 2016 (MINA) — Badan Koordinasi Penanaman Modal mengidentifikasi satu perusahaan farmasi Korea Selatan tertarik untuk membuka pabrik bahan baku obat sekaligus membangun pusat riset dan pengembangan di Indonesia.
Nilai investasi dari pabrik bahan baku obat dan pusat riset tersebut diperkirakan mencapai US$ 95 juta (setara dengan Rp 1,1 triliun dengan kurs Rp 12.500 per dolar AS).
Pembangunan pusat riset dan pengembangan di bidang bioteknologi akan meningkatkan kemampuan Indonesia mengembangkan berbagai jenis bahan baku obat yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sekaligus sebagai transfer of knowledge bagi industri farmasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan rencana investasi tersebut akan didukung penuh sehingga dapat segera direalisasikan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Investasi di bahan baku obat tersebut akan memiliki dampak yang positif tidak hanya terhadap bertambahnya ketersediaan obat, namun juga terhadap neraca perdagangan Indonesia karena mengurangi impor dan berpotensi untuk diekspor.
“Rencana Investasi tersebut bernilai strategis karena bahan baku obat juga merupakan produk substitusi impor. Ini akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat yang selama ini dilakukan,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (30/3).
Menurut Franky, saat ini Indonesia masih sangat tergantung dengan impor bahan baku obat dari China, India dan eropa.
“Kedepan kemandirian ekonomi berbasis kekuatan Industri harus terus ditingkatkan agar kita menjadi negara yang berdaya saing untuk kompetisi di tingkat ASEAN maupun di tingkat global,” paparnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kepala BKPM menambahkan bahwa bidang usaha bahan baku obat merupakan salah satu bidang usaha prioritas penanaman modal yang terus kita promosikan ke beberapa negara termasuk Korea Selatan.
“Kebetulan investor Korea Selatan termasuk yang cukup serius untuk menindaklanjuti pemasaran yang dilakukan,” katanya. (L/P010/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon