Tepi Barat, MINA – Seorang perwira Israel mengatakan, pada Jumat, (4/8), serangan baru-baru ini di Tepi Barat dan Yerusalem menunjukkan bahwa pendudukan Israel sedang menghadapi meningkatnya gelombang operasi perlawanan Palestina. Demikian dikutip dari Shehab.
Menurut surat kabar Ibrani, Israel Hume, masalah ini tidak berhenti pada dua operasi “Ma’ale Adumim” di Yerusalem, dan pos pemeriksaan Hamra dekat Jericho, yang menimbulkan korban di antara para pemukim ilegal, tetapi ada banyak operasi, seperti yang ditunjukkan oleh data meski tidak menyebabkan cedera.
Menurut surat kabar itu, ada lonjakan jumlah operasi perlawanan, dan ada juga peningkatan operasi militer Israel untuk menggagalkan serangan, dan selama sepekan terakhir serangkaian serangan serius digagalkan setelah 3 pejuang yang merencanakan operasi ditangkap.
Data yang diberikan petugas menunjukkan bahwa lebih dari 750 senjata telah disita sejak awal tahun di Tepi Barat, beberapa di antaranya dalam upaya penyelundupan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Surat kabar Ibrani mengklaim bahwa 100 warga Palestina telah ditangkap baru-baru ini karena melakukan atau merencanakan operasi perlawanan.
Surat kabar itu menggambarkan kondisi para pemukim di Tepi Barat, dengan mengatakan,”Mereka merasa seolah-olah berada dalam permainan rolet Rusia, dan keadaan frustrasi di mana mereka tinggal. Hal ini disampaikan oleh anggota Knesset yang menyerang tentara Israel, komandan di Tepi Barat, Yehuda Fox, karena tidak memberi mereka keamanan. Alih-alih menyerang, Benyamin Netanyahu atau menteri militernya, Yoav Gallant tidak melakukannya untuk kepentingan politik.”
Dalam laporannya, surat kabar tersebut menyerukan, menurut para pemukim, perlunya bergerak dengan melakukan operasi lain yang serupa dengan yang dilakukan di Jenin beberapa minggu lalu untuk menghilangkan sel kelompok perlawanan bersenjata dan menghentikan operasi (perlawanan). (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant