Bogor, MINA – Imaamul Muslimin KH Yakhsyallah Mansur menyampaikan pesan-pesan kepada umat Islam selepas menunaikan ibadah Puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Dalam pesannya, Imaam Yakhsyallah mengimbau umat Islam agar memiliki perasaan khauf (cemas) dan raja’ (harapan). Cemas karena khawatir Allah tidak menerima amalan puasa yang telah dilakukan.
“Namun kita juga berharap semoga Allah berkenan menerima puasa kita, walaupun mungkin belum kita laksanakan secara maksimal sesuai yang digariskan syariat,” ujar Imaam pada Apel Bersama dan Khutbah Iftitah di Masjid At-Taqwa, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (25/6).
Hadir pada kesempatan itu sejumlah pimpinan dan staf lembaga seperti Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), AWG (Aqsa Working Group), BMT Amanah Syariah, Mahad Al-Fatah, Markaz 1 dan beberapa lembaga lainnya.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Imaam juga memberikan penghargaan kepada beberapa staf berprestasi yaitu Widi Kusnadi (MINA), Nur Abdillah (Majelis Kutab), Ust Fathurrahman (MA Al Fatah) dan Puji Astuti (MI Al Fatah) dan Ust Miqdad (MTs Al Fatah).
“Kriteria staf berprestasi adalah dari sisi produktifitas, kedisiplinan, loyalitas dan akhlak yang terpuji,” kata Agus Sudarmaji selaku ketua tim penilaian.
Pada kesempatan itu, Imaam Yakhsyallah mengimbau umat Islam apabila bertemu dengan saudaranya di Hari Idul Fitri, maka saling mendoakan dengan ucapan taqabballallahu minna wa minkum.
“Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila mereka bertemu di hari raya mereka mengucapkan taqobballallahu minna wa minkum,” kata Imaam mengutip salah satu hadist.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Selanjutnya, Imaam mengatakan bahwa selama bulan Ramadhan, umat Islam dididik oleh Allah dengan ibadah puasa sebagai ibadah yang sangat rahasia yang hanya diketahui oleh Allah dan pelakunya.
“Hal ini mengajarkan kepada kita untuk berlaku ikhlas dengan mengerjakan sesuatu karena Allah bukan karena manusia. Ini dimaksudkan sebagai peningkatan keimanan,” katanya.
Imaam juga menjelaskan bahwa selama Ramadhan, umat Islam dididik oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk meningkatkan ibadah, seperti salat Tarawih, membaca Al-Quran, memperbanyak infak, hingga itikaf di sepuluh hari terakhir.
“Ibadah-ibadah ini hendaknya kita pertahankan untuk mengisi aktifitas keseharian kita,” katanya.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Terakhir, Imaam menegaskan bahwa bulan Ramadhan bukan saja sebagai bulan peningkatan iman dan ibadah, tetapi juga peningkatan akhlak.
“Hal ini tampak pada perintah berbuka dan sahur pada waktunya. Berbuka sebaiknya di awal waktu sedangkan sahur di akhir waktu. Hal ini mengisyaratkan agar kita mulai bekerja di awal waktu dan tidak mengakhirkan sebelum habis watunya,” katanya. (L/R06/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air