Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesantren Darul Muwahiddin Berdiri atas Persatuan Tokoh-Tokoh Dakwah di Sumbar

Septia Eka Putri - Kamis, 11 Februari 2016 - 20:48 WIB

Kamis, 11 Februari 2016 - 20:48 WIB

1276 Views ㅤ

Ustad-ustad <a href=

Pesantren Daarul Muwahiddin saat foto bersama. (Foto: Putri/MINA)" width="270" height="201" /> Ustad-ustad Pesantren Daarul Muwahiddin saat foto bersama. (Foto: Putri/MINA)

Oleh Septia Eka Putri, Wartawati Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Tahukan Anda kota di mana para penulis berkumpul serta para ulama di daerah Sumatera Barat?

Penulis yakin 88% masyarakat Indonesia tahu, dimana kota itu berasal. Padang Panjang!

Ya, benar.. Padang Panjang terkenal dengan daerah Serambi Mekkahnya, kota para ulama dan para penulis. Seperti, Buya Hamka, Syeikh Abdurrahman dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi

Kali ini penulis berkunjung ke pesantren yang ada di daerah Padang Panjang bertepatan di Kabupaten Tanah Datar. Di sinilah lokasi pesantren yang bernama Perguruan Islam Darul Muwahidin didirikan.

Satu tahun yang lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) Tanah Datar, Hardiman, mewakili Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadiqu, Kamis 22 Januari 2015 meresmikan Perguruan Islam Darul Muwahidin, berlokasi di Koto Tinggi, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Dalam sambutannya, Sekda mangapresiasi dan mendukung atas diresmikannya Perguruan Islam Darul Muwahidin dan pesantren-pesantren lainnya di Kabupaten Tanah Datar. Keberadaan pesantren sebagai tempat untuk pembinaan mental dan pembekalan ilmu agama bagi generasi muda.

“Pemkab mendukung keberadaaan pesantren-pesantren di Kabupaten Tanah Datar. Pesantren dapat menjadi tempat untuk pembinaan mental dan Syiar Islam. Dengan adanya pesantren diharapkan dapat memotivasi orangtua agar lebih aktif mendorong anak-anak mempelajari Ilmu Agama dan Al-Qur’an” katanya.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Acara peresmian Perguruan Islam Darul Muwahidin ini, dulu dihadiri perwakilan dari Universitas Tehnologi Mara, Malaysia dan Global Peace Malaysia, Kemenag Tanah Datar, Kemenag Padang Panjang, Kapolsek X Koto, Danramil X Koto, Camat X Koto, perangkat Muspika X Koto, Kerapatan Adat, dan masyarakat.

Pelopor Pesantren

Pesantren yang satu ini memiliki cerita yang sangat menarik tentang kenapa pesantren ini dibangun. Dan siapa para pelopor yang inisiatif itu.

Ustadz kamrianto safri,Lc. adalah pendakwah lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir-Kairo dengan jurusan Syariah. Beliau bersama sahabat dan rekan-rekan nya berniat untuk membangun sebuah pesantren. Mereka mengumpulkan para sahabat dan para pendakwah, Da’i yang ada di Sumatera Barat.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

“Ketika kita kirim relawan untuk membantu korban tsunami di Mentawai, di sana kita melakukan kegiatan yang berbentuk kegiatan sosial seperti, memberi sembako, obat-obatan, membersihkan rumah dan lain sebagainya,”ujar Ustad Kamrianto kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) saat berkunjung ke pesantren tersebut.

Kamrianto mengatakan, banyak anak-anak Muslim yang berhenti sekolah karena perekonomian serta para mualaf.

“Kita melihat banyak anak-anak yang tidak sekolah terutama kaum musliminnya dan juga muaalaf yang putus sekolah, misi kita adalah mengislamkan terutama orang nasrani dan animisme,” ungkap Kamrianto.

“Ketika itu kita mencoba menyalurkan ke sekolah, pesantren yang ada di sekitar Sumbar, akan tetapi hanya sebagian yang mau menanggung pembiayaannya, termasuk anak mualaf. Alhamdulillah sebagian ada tapi tidak banyak, sekitar 1-2 orang saja yang mereka siap menerimannya,” ungkap Kamrianto.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Misi Pessantren Darul Muwahiddin

Ustadz kamrianto safri ,Lc mengatakan Pesantren ini dibentuk untuk membentuk para kader yang nantinya akan membuat perubahan yang baik terhadap generasi selanjutnya dan negara ini.

“Kita menyiapkan para kader tidak hanya dengan memberikan ilmu tetapi kita juga akan siapkan kader-kader yang akan melajutkan kegiatan dakwah,” ungkap Kamrianto.

Lebih rinci Kamrianto menjelaskan pesantren ini didirikan oleh para ustadz muda lulusan dari luar negeri maupun dalam negeri, para tokoh agama dan para pemuka adat di Sumbar.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Pesantren ini bekerjasama dengan sebuah lembaga di Malaysia yang memberikan bantuan dalam bentuk pendidikan dan materi.

Ustad Kamrianto pun mengatakan, jika ada satu aliansi atau forum yang ingin membagikan ilmu dan pengalaman dalam pendidikan, mereka siap menerima.

“Kami siap menerima bantuan itu, dan ini sebelumnya dilakukan dari tim Malaysia. Mereka menginap di sini selama beberapa hari,”ujarnya.

Pesantren ini juga berdiri dengan semangat gotong royong. Jadi bukan dengan upah, tetapi dengan goro (gotong royong).

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

“Kekurangan kita dari segi dana ditutupi dengan gotong royong,” ungkapnya.

Jumlah peserta didik pesantren ini sekitar 115 orang, terdiri dari perempuan dan laki-laki, serta 19 orang guru dan staf.

Dari kiri. Serena Deslita, Nadifa Putri. (Foto: Putri/MINA)

Dari kiri. Serena Deslita, Nadifa Putri. (Foto: Putri/MINA)

Lebih dekat dengan Santri

Serena Deslita, lahir Jakarta 11 Juni 1999 dan tinggal di Bukit Tinggi. Serena sangat mempunyai semangat tinggi terhadap perubahan yang baik terhadap Pesantren.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

“Saya sangat bahagia berada di sini, kebersamaannya mantap, ukhuwahnya bagus, segi belajar pun membuat kami nyaman dan cepat nangkapnya, tidak ada marah-marah di kelas, tidak ada perbedaan bagi yang mikin dan yang kaya,” ungkap Serena kepada Wartawan MINA,

Serena yang memiliki cita-cita untuk melanjutkan studi di Mesir ini berpesan kepada teman-teman yang berada di luar pesantren untuk tetap selalu istiqamah dalam menjalani hidup.

“Baik-baiklah dalam menjaga diri, karena seorang perempuan itu ibarat mutiara di dasar lautan, jika mutiara itu gampang di ambil orang, maka dia tidak ada nilainya lagi,”ujar Serena.

Begitu juga dengan Nadifa Putri,kelahiran Bukittinggi 30 agustus 2000 ini memiliki misi dan visi yang sama dengan Serena. Semangat bersama dalam meningkatkan ukhuwah.

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Memilih pesantren adalah jalan terbaik dalam hijrah untuk mengajarkan nilai-nilai agama, mengubah karakter dari yang tidak baik menjadi lebih baik.

Keseharian yang dilakukan dua santri ini selain dari belajar dan menghafal Al-Quran. Keterampilan lainnya pun harus dimiliki. Mulai dari belajar bahasa asing, menjahit, memasak dan lain sebagainya.

Inilah sebuah kisah yang Penulis simpulkan, bahwasannya pendidikan di pesantren adalah pilihan terbaik dalam menepatkan peserta didik untuk berubah ke yang lebih baik. Orang tua hendaknya harus memilih sekolah yang mana suapa bisa merubah akhlak anak yang tadinya nakal menjadi lebih baik.

Begitulah, kesederhanaan yang dimiliki Pesantren Darul Muwahiddin ini, diharapkan dapat mencetak para generasi untuk menjadi mujahid/ mujahiddah yang menyebarkan dakwah di mana pun mereka berada. Santri sudah mulai memberikan khutbah di Masjid kampung halamannya, serta keterampilan yang mampu menjadikan mereka mandiri, dan tidak bergantung kepada orang tua.

Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara

Jika ada di antara para pembaca, donatur, dermawan yang ingin memberikan dukungannya bagi pengembangan pesantren ini, dapat disalurkan ke nomor rekening Bank BSM – 7040224526 atas nama Perguruan Islam Daarul Muwahhidiin. semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir. (P007/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok