Islamabad, 4 Jumadil Akhir 1436/24 Maret 2015 (MINA) – Serangan tanpa awak (drone) Amerika Serikat di Pakistan selama dekade terakhir telah meenggut nyawa sekitar 2.200 orang.
Demikian menurut angka laporan anggota parlemen Pakistan, sekitar 2.199 orang tewas dan 282 terluka dalam serangan drone AS di Pakistan.
Hampir 210 rumah dan 60 kendaraan dilaporkan rusak. Keluarga dari 43 orang terbunuh dan tujuh orang terluka telah menerima kompensasi sejauh ini, kata laporan anggota perlemen Pakistan.
Namun, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan, Islamabad tidak mengungkapkan jumlah kematian sebenarnya, lebih dari 3.000 sampai 4.000 orang.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Sebagian besar orang-orang yang terbunuh adalah warga Pakistan dan saya tidak berpikir bahwa ini adalah kebenaran akhir. Masih ada angka yang di luar sana dan saya berharap angka-angka juga keluar dan itu akan mendorong angka ini 2.200 ke tingkat numerik yang jauh lebih tinggi, “kata analis politik, Tariq Pirzada.
Islamabad sejauh ini gagal untuk memberikan informasi yang akurat mengenai identitas mereka yang tewas dalam serangan drone AS.
Meskipun bukti di lapangan menunjukkan warga sipil adalah korban utama dari serangan selama bertahun-tahun, pemerintah Pakistan melaporkan, sebagian besar dari mereka yang tewas adalah militan.
Islamabad mengatakan, tidak dapat menentukan jumlah sebenarnya kematian warga sipil akibat serangan darat dan udara yang sedang berlangsung terhadap para militan di wilayah kesukuan.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pemerintah Pakistan telah dikritik karena membiarkan AS untuk melakukan serangan drone ilegal di dekat perbatasan Afganistan.
Serangan udara di Afganistan, diprakarsai oleh mantan presiden AS, George W. Bush pada 2004, telah meningkat di bawah Presiden Barack Obama. Obama penggunaan drone kontroversial sebagai pertahanan diri. Washington mengklaim target serangan drone adalah militan.
PBB dan organisasi HAM telah mengidentifikasi AS sebagai pengguna nomor satu ‘pembunuhan massal yang ditargetkan’, terutama serangan drone di Pakistan dan Afghanistan. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai