Erbil, Irak, MINA – Komando Umum Peshmerga (PGC) Kurdi mengatakan, pemerintah Irak akan membayar “harga mahal” untuk operasi militernya di provinsi Kirkuk dan digambarkannya sebagai sebuah deklarasi perang melawan negara Kurdistan.
Peringatan Senin (16/10) itu muncul saat pasukan federal Irak, yang didukung oleh milisi Syiah, mengklaim bahwa mereka telah menguasai penuh Kirkuk yang kaya minyak. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
PGC menuduh beberapa pemimpin Serikat Patriot Kurdistan (PUK) melakukan pengkhianatan dengan menarik pasukannya dari wilayah yang mereka kuasai. Namun, PUK membantah tuduhan tersebut.
“Sayangnya, beberapa pejabat dari PUK membantu plot ini melawan negara Kurdistan dan melakukan pengkhianatan,” kata pernyataan tersebut.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Tudingan “pengkhianatan” itu diperkuat dengan adanya ucapan terima kasih sebuah kelompok Syiah kepada PUK yang dianggap bekerja sama di Kirkuk dengan cara menarik mundur pasukannya.
Pada Senin, pasukan Irak berhasil memasuki kota Kirkuk tanpa ada perlawanan dari pasukan Kurdi yang memilih mundur keluar dari kota tersebut. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza