Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PETANI ISRAEL ANCAM BOIKOT MILITER

Widi Kusnadi - Senin, 29 September 2014 - 21:35 WIB

Senin, 29 September 2014 - 21:35 WIB

844 Views

pertanian Israel
pertanian Israel (foto: Time of Israel)
pertanian <a href=

Israel " width="347" height="196" /> Ilustrasi pertanian Israel. (Foto: Time of Israel)

Tel Aviv, 5 Dzulhijjah 1435/29 September 2014 (MINA) – Asosiasi Petani Israel mengancam akan menolak untuk menjual hasil pertaniannya kepada militer (Israel Defense Forces/IDF) jika tidak mendapatkan jawaban atas kebijakan perayaan hari raya Yahudi (Shmita).

Ketua serikat petani, Meir Zur menuduh Departemen Pertahanan dan IDF menyatakan “perang terhadap pertanian Israel” setelah militer memutuskan mengimpor produk untuk memenuhi kebutuhan perayaan Shmita.

Pemimpin Asosiasi Petani Israel, Dov Amitai, seperti disiarkan radio Israel mengatakan, IDF sebelumnya telah berkomitmen pada paruh kedua tahun ini akan membeli hasil pertanian dalam negeri.

Demikian Media Time of Israel melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Amitai mengancam akan mengajak seluruh anggotanya menolak memasok produk-produk pertaniannya kepada IDF jika masih memutuskan mengimpor kebutuhan Shmita. Dia meminta Menteri Pertanian Israel, Yair Shamir, mengadakan pertemuan darurat dan mencegah impor hasil pertanian ke Israel untuk IDF.

Amitai juga mengatakan, perhotelan Israel telah menerima permintaan untuk mengimpor produk pertanian, menyebabkan keprihatinan bahwa tren akan memperluas ke industri lain, yang dapat melumpuhkan petani Israel.

Sementara itu, tentara mengeluarkan pernyataan: “Populasi IDF beragam, termasuk lebih dari 5.000 tentara ultra-Ortodoks, yang tidak suka dengan hasil pertanian Israel. Dalam rangka menjaga kesatuan, IDF memutuskan menghindari pembelian produk dalam negeri sampai akhir Februari 2015.”

Tahun ‘Shmita’ juga disebut tahun Sabat adalah tahun ketujuh dari siklus pertanian tujuh tahun. Selama perayaan ‘Shmita‘, warga Yahudi dilarang melakukan aktivitas pertanian, termasuk membajak, penanaman, pemangkasan dan panen (berdasarkan hukum Yahudi).

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Sedangkan aktifitas seperti penyiraman, pemupukan, penyiangan, penyemprotan, pemangkasan dan memotong dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan saja, tidak untuk meningkatkan pertumbuhan pohon atau tanaman lain.

Bagi Yahudi, Shmita menggambarkan ketaatan, sekaligus sebagai ujian keimanan agama mereka. (T/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Rekomendasi untuk Anda