Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petani Kopi Yaman Pulihkan Ekspor Via Online

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 14 September 2022 - 16:13 WIB

Rabu, 14 September 2022 - 16:13 WIB

14 Views

Sana’a, MINA – Lelang masuknya kopi Yaman di London, seperti dilaporkan The Guardian, 12 September 2022, bertujuan untuk membantu petani pedesaan dan menempatkan ‘tempat kelahiran kopi yang baik’ kembali di hati para penggemarnya.

Mereka sangat berharap pada biji kopi yang tumbuh di pegunungan Yaman yang keras. Wilayah itu telah lebih dari 600 tahun menghasilkan kopi terbaik untuk para penikmat kopi modern.

Sekelompok petani Yaman, dengan pakaian upacara, pisau jambia di ikat pinggang mereka, Agustus lalu mengunjungi sebuah perusahaan pemanggang kopi di London. Mereka bertekad memulihkan status Yaman sebagai tempat kelahiran kopi terbaik.

Para petani mengenalkan 28 sampel aneka biji kopi untuk dicicipi. Dalam beberapa hari saja, berbagai variasi kopi Yaman itu telah dibeli oleh para penggemar kopi dari Eropa, Australia, Timur Tengah dan Asia Timur pada Lelang Kopi Nasional Yaman yang pertama ini.

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

Lelang yang dilakukan secara online oleh Mocha Institute, dirancang untuk menghubungkan petani pegunungan barat Yaman langsung ke pedagang, daripada menjual melalui jaringan eksportir yang mengambil keuntungan.

“Lelangnya sangat bagus. Ini adalah yang pertama bagi Yaman dan peluang besar bagi para petani,” kata Ahmed al-Murri, yang kopinya dijual seharga $42 (Rp59.620) per pon.

“Pelanggan telah benar-benar mencicipi kopi kami dan menutup kesenjangan antara kami dan mereka,” ujarnya.

Seorang mantan agen perjalanan yang kembali ke Haraaz ketika perang pecah pada tahun 2014, Murri dengan antusias mengambil tanaman kopi ayahnya dan memulai bisnis.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

“Saya kembali ke desa dan melihat bahwa kopi adalah sesuatu yang telah dilakukan ayah dan kakek saya, tetapi telah dilupakan. Kami memutuskan untuk mulai mengolah kopi spesial,” lanjutnya.

Kopi Yaman memang belum dikenal dunia, belum dianggap memiliki reputasi yang baik. Di sini kami berharap pasar baru akan meningkatkan kopi Yaman,” imbuhnya.

Budidaya kopi modern telah dimulai di Yaman pada sekitar abad ke-15, dengan perdagangan melewati pelabuhan Mocha.

Tetapi pada tahun 2020, Yaman hanya berada di peringkat ke-61 dalam ekspor kopi, dengan menjual biji kopi senilai $21 juta (Rp313 miliar lebih, dibandingkan dengan Brasil yang mencapai $5 miliar (Rp74,5 triliun).

Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Pengusaha kopi Yaman-Amerika, Mokhtar Alkhanshali, yang telah bekerja di industri kopi selama bertahun-tahun, penyelenggara lelang di London, membeli langsung dari petani dan menjual melalui perusahaannya, Port of Mokha.

Ia pun membantu kelompok petani mengakses pasar mereka sendiri, sehingga diharapkan dapat memberi dampak yang lebih tahan lama pada ekonomi negara.

Kendala Bahasa dan Situasi

Kemampuan bahasa Inggris dan situasi politik di Yaman, merupakan kendala tersulit untuk sampai ke sana melalui perdagangan langsung.

Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global

Terinspirasi oleh lelang Best of Panama, tanggapan oleh produsen Panama terhadap krisis pada tahun 1989 yang menyebabkan harga anjlok, pengusaha kopi Alkhanshali percaya, lelang secara online akan memperkenalkan kopi Yaman ke pasar.

“Ini adalah hal paling menarik yang pernah saya lakukan dan ini bukan untuk saya, ini untuk para petani. Setelah ini, mereka siap, mereka dapat melakukannya sendiri. Anda seorang petani di Yaman, Anda berhasil mengikuti lelang ini walau dari sebuah desa kecil. Anda sekarang memiliki pembeli di Tokyo atau San Francisco dan mereka dapat membeli dari Anda sepanjang tahun,” ujarnya.

Dia menyebutkan, ada sekitar 1.200 petani kopi dari hampir semua daerah penanaman kopi di Yaman yang dapar diberdayakan.

“Mereka datang dari desa yang sangat jauh di pegunungan. Mereka mendengar tentang kami dari grup WhatsApp atau Facebook,” lanjutnya.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Nicholas Watson, dari International Trade Centre, mengatakan teknologi informasi telah memungkinkan petani untuk lebih terlibat dalam penjualan produk mereka.

Daniel Vergnano, dari pedagang kopi List+Beisler, yang menawar atas nama perusahaan kopi Australia D’Angelo, mengatakan visi untuk pembangunan ekonomi di Yaman memotivasi pembelian tersebut.

“Kami percaya bahwa mendukung kopi Yaman, salah satu rasa paling unik dan menakjubkan di dunia kopi, akan membawa kembali Yaman ke industri kopi global dan pada saat yang sama memberikan keamanan ekonomi bagi petani kopi,” kata Vergnano.

Jalal Yahya al-Emadi, petani kopi Haraaz lainnya, mengatakan produksi kopi memiliki dampak sosial dan ekonomi di Yaman, karena telah memungkinkan petani untuk berhenti menanam tanaman jenis khat, sejenis ganja, dan menggantikannya dengan tanaman kopi sebagai tanaman komersial.

Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina

“Karena kondisi ekonomi dan politik, kehidupan petani sulit. Namun tanaman kopi tetap dapat tumbuh dengan baik,” kata Emadi, yang menyimpan foto-foto di ponselnya tentang biji-bijian yang mengering di tanah tempat khat ditanam sebelumnya.

“Tanaman jenis khat adalah tanaman utama bagi para petani, tetapi kami berhasil mengubahnya menjadi menanam kopi. Khat membutuhkan lebih banyak air untuk tumbuh, membutuhkan bahan kimia, menyebabkan perselisihan di antara petani. Banyak orang akan duduk di sana sepanjang hari, hanya mengunyahnya,” lanjutnya.

“Mimpi saya sekarang, kopi saya bisa menjangkau dunia,” imbuhnya. (T/RS/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Rekomendasi untuk Anda

Kolom