Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato Mendikbud Nadiem Peringati Hari Guru Nasional 2019

Hasanatun Aliyah - Senin, 25 November 2019 - 11:23 WIB

Senin, 25 November 2019 - 11:23 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim membacakan pidatonya saat memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2019 di halaman Kemendikbud, Senayan, Jakarta, pada Senin (25/11).

Pidato Mendikbud Nadiem pada Peringatan Hari Guru 2019 telah dipublikasi sejak Jumat (23/11), sangat berbeda dengan pidato Mendikbud sebelumnya. Pasalnya, pidato Nadiem dinilai sangat mengerti keadaan para guru di Indonesia saat ini, yang masih tersandera oleh kawajiban administratif ketimbang diberi kemerdekaan dalam mendidik. Berikut isi pidato;

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Shalom, om swastiastu, namo buddhaya, Rahayu.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Selamat pagi dan salam kebajikan bagi kita semua.

Bapak dan Ibu Guru yang terhormat,
Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu pertualangan.

Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

Besok, dimana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Ajaklak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
Berilah kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
Temukan suatu bakat dalam diri murid yang suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bermakna Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru

#merdekabelajar #gurupenggerak

Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,
Shalom,
Om Santi, Santi, Santi om,
Namo buddhaya, Rahayu. (R/R10/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Amerika
Indonesia