Makkah, 17 Dzulhijjah 1436/1 Oktober 2015 (MINA) – Pimpinan DPR RI, Setya Novanto dan Fadli Zon beserta anggota DPR RI Jazuli Juwaini dan Nurhayati Ali Assegaf meninjau dan bertemu langsung jamaah haji asal Indonesia terutama yang menjadi korban tragedi Mina.
“Pimpinan DPR RI melakukan kunjungan ke Arab Saudi ada dua alasan, pertama kunjungan Tim pengawas haji yang saya pimpin sendiri bersama Ketua Komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay,” kata Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah saat membuka jumpa persnya di Press room, Rabu (30/9), demikian siaran pers DPR RI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kunjungan atas undangan resmi dari Raja Salman yang dipimpin oleh Pimpinan DPR RI, Setya Novanto, Fadli zon, dan Jazuli Juwaini serta Nurhayati Ali Assegaf. Ini adalah fungsi politik, kerjasama diplomatik untuk saling mengunjungi,” imbuhnya.
Meski demikian, kata Fahri, di pundak setiap anggota DPR melekat fungsi pengawasan. Karena ibadah haji ini melibatkan banyak masyarakat Indonesia yang notabene menjadi jemaah haji dengan jumlah terbesar di dunia. Begitu juga dengan jumlah anggaran di dalamnya yang mencapai 7-9 triliun.
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
“Atas dasar itulah maka Pimpinan DPR berinisiatif untuk bertemu langsung jamaah haji Indonesia. Terlebih lagi, pada pelaksanaan haji tahun ini terjadi musibah jatuhnya crane dan tragedi Mina,” katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPR RI, Setya Novanto menceritakan perjuangannya saat ingin mengunjungi jamaah haji Indonesia di maktab-maktab. Bahkan pimpinan DPR juga berusaha menerobos tentara Saudi dan petugas ketika akan memasuki Rumah Sakit Emergency Mina. Di sana pimpinan DPR mendapati beberapa jamaah haji Indonesia yang belum mendapat penanganan.
“Sebagai jamaah haji pemilik kuota terbesar, Indonesia berhak mendapat informasi sejelas-jelasnya terkait tragedi Mina, baik itu penyebab, dan informasi terkait jumlah jamaah haji asal Indonesia yang menjadi korban,” tegas Novanto.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menilai pemerintah Arab Saudi lamban dalam mengidentifikasi korban. Salah satu penyebabnya menurutnya karena kekurangan tenaga ahli forensik yang mengidentifikasi korban.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Oleh karena itu, Fadli dan Fahri berharap agar pemerintah segera mengirimkan tenaga forensik ke Arab Saudi untuk membantu proses identifikasi. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat