Doha, MINA – Orang nomor dua di keluarga penguasa Qatar Sheikh Sultan bin Suhaim Al-Thani turut menyerukan diadakannya pertemuan nasional untuk menyelesaikan perselisihan dengan negara tetangga di Teluk.
Dalam pidato di televisi, Sheikh Sultan mengulangi permohonan yang dibuat Sheikh Abdullah Al-Thani pada Ahad lalu.
“Adalah tugas nasional kita sekarang untuk bersatu dan berdiri bersama untuk membersihkan negara mereka,” katanya, Senin (18/9). Demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA.
Sheikh Sultan mengungkapkan, dirinya tidak bisa melihat lagi orang asing berkeliaran di Qatar dengan dalih melindungi negara itu dari negeri tetangga di Teluk.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Saya memiliki semua ketakutan bahwa identitas Qatar akan dikaitkan dengan terorisme,” tambahnya.
Syaikh tersebut adalah putra Menteri Luar Negeri Qatar era 1972-1985, yaitu Sheikh Suhaim bin Hamad Al-Thani, seorang pembaharu yang membantu Qatar menyelesaikan banyak perselisihan.
Perselisihan Qatar dimulai pada bulan Juni, ketika Kuartet Anti-Teror yang terdiri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan memberlakukan boikot. Qatar dituduh membiayai kelompok-kelompok teroris dan campur tangan urusan dalam negeri tetangganya.
Sementara Sheikh Abdullah, ia telah aktif dalam mencoba menyelesaikan krisis tersebut. Ia telah bertemu dengan Raja Salman dua kali sejak krisis dimulai. Dia memperoleh dukungan Arab Saudi untuk membuka perbatasan selama musim haji. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata