PLO: TRAGEDI YARMOUK TEKANKAN HAK RAKYAT PALESTINA UNTUK KEMBALI

Foto : dflp-palestine.net
Foto : dflp-palestine.net

Ramallah, 18 Jumadil Akhir 1436/7 April 2015 (MINA) – Di tengah panggilan diprakarsai oleh Otoritas dan pembicaraan dengan pihak Arab, masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk ikut campur serta mengakhiri pembantaian yang berlangsung pada para pengungsi Palestina tak berdaya di kamp pengungsi al-.

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengatakan, situasi tersebut sebagai sebuah pengingat akan hak rakyat Palestina untuk kembali ke tanah kelahirannya.

Dalam keterangan pers Kantor Berita Palestina WAFA yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (7/4), Erekat menegaskan bencana kemanusiaan merupakan peringatan dari kebutuhan untuk mewujudkan hak mutlak kembali untuk semua pengungsi Palestina, sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan.

“Tragedi berlangsung di Al-Yarmouk akan tetap menjadi bukti kegagalan kolektif manusia untuk melindungi warga sipil di masa perang,” tegas Erekat

Erekat menyerukan badan-badan internasional termasuk PBB, Komite Internasional Palang Merah, dan pemerintah untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna segera mengevakuasi para pengungsi di kamp tersebut.

“Waktu hampir habis,” kata Erekat.

Media internasional dan lokal melaporkan saksi mata di Kamp Pengungsian AlYarmouk yang mengatakan, Negara Islam di Irak dan Suriah () telah mengambil alih sebagian besar kamp, hampir 90 persen, dan mengancam untuk mengendalikan seluruh wilayah.

Kamp, dikepung oleh pasukan rezim [Bashar] alAssad selama setahun terakhir, telah jatuh di bawah kendali kelompok jihad Suriah Front Nusra. NBCTV mengutip seorang saksi mata mengatakan Front Nusra berjuang bersama ISIS, yang menyerbu kamp dari lingkungan Hajar Aswad di dekat area bagian selatan itu,kata Haaretz.

Sementara itu, Erekat menegaskan penganiayaan dan pembantaian para pengungsi Palestina yang terus berlanjut dalam konflik yang bukan urusan mereka.

“Mengonfirmasi kebijakan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Palestina yang sedang berlangsung dengan tidak mencampuri urusan internal negara-negara lain, penghuni Kamp Pengungsian AlYarmouk terus menjadi korban dari konflik internal Suriah yang masih terjadi,” ujar Erekat.

Aktivis media sosial melaporkan penculikan, pemenggalan dan pembunuhan massal yang terjadi di Al-Yarmouk, yang berada di bawah kampanye brutal pembunuhan dan pendudukan di tangan kelompok Daesh dan sekutunya.

Erekat menegaskan,prioritas semua pihak harus menyelamatkan para pengungsi Palestina tak bersenjata dan tak berdaya di Kamp Al-Yarmouk dengan menciptakan perjalanan yang aman bagi mereka untuk dapat keluar dari kamp pengungsian.

Sebelum perang sipil Suriah, sebanyak 160.000 pengungsi Palestina tinggal di Kamp Al-Yarmouk. Namun, sekitar 18.000 pengungsi telah terjebak dalam apa Erekat gambarkan sebagai perangkap kematian“.

Menurut media dan saksi mata, pengungsi AlYarmouk kini menetap di kamp-kamp pengungsi yang berbeda di Yordania, Lebanon dan wilayah lainnya di Suriah, membuat mereka menjadi pengungsi untuk satu kali lagi.

Erekat mengatakan bahwa PLO, melalui utusannya, telah mencoba selama bertahun-tahun untuk mengangkat pengepungan. Selama lebih dari 700 hari, kamp telah menjadi korban dari pengepungan kejam, yang telah mengakibatkan kematian karena kelaparan minimal 200 warga Palestina,” tambahnya. (T/P007/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0