Canberra, MINA – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengomentari sikap munafik dan standar ganda pemimpin Barat dalam menghadapi situasi Ukraina-Rusia dan Palestina-‘Israel’
“Pemimpin Barat keras mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina, namun diam dan membiarkan Israel membunuh warga Palestina secara brutal,” kata PM Anwar saat berpidato di Australian National University di Canberra pada Kamis (7/3).
Menurutnya, selama enam dekade, Barat telah memberikan “kekuasaan penuh” kepada Israel untuk terus melakukan “amukan yang mematikan terhadap warga Palestina, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (8/3).
“Sayangnya tragedi memilukan yang terus terjadi di Jalur Gaza telah memperlihatkan sifat mentingkan diri sendiri dari tatanan berbasis aturan yang sangat dihargai dan dibanggakan,” kata PM Anwar.
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
“Respons yang berbeda dan tidak konsisten dari negara-negara Barat terhadap konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Gaza tidak masuk akal,” ujarnya.
Dia mengatakan, ini indakan bodoh untuk percaya bahwa negara-negara lain, termasuk di Indo-Pasifik, tidak akan melihat adanya inkonsistensi dalam penerapan hukum internasional.
Australia, Kanada, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda dan negara-negara lain menangguhkan pendanaan untuk UNRWA awal tahun ini setelah badan tersebut meluncurkan penyelidikan atas tuduhan bahwa 12 anggota staf telah berpartisipasi dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Perang Gaza pecah pada 7 Oktober setelah pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak lintas batas terhadap Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang–menurut penghitungan rezim Zionis.
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini
Sebagai tanggapan, rezim Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan operasi darat di daerah kantong Palestina tersebut.
Lebih dari 30.000 orang telah tewas dalam invasi brutal Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
PBB telah memperingatkan akan terjadinya krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan kekurangan makanan dan obat-obatan yang parah di Jalur Gaza. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan