Dhaka, MINA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina pada Senin (16/10) mengatakan, krisis Rohingya dapat diselesaikan sesuai dengan proposal lima poin yang dikemukakannya dalam sidang Majelis Umum PBB (UNGA) bulan lalu di New York.
“Kami tidak menginginkan perang, kami percaya semua masalah bisa diselesaikan melalui diskusi,” katanya saat menerima sumbangan Dana Bantuan dan Kesejahteraan di kantornya di Dhaka dari Asosiasi Bank Bangladesh (BAB).
Ihsanul Karim, Sekretaris Pers Perdana Menteri memberi keterangan kepada wartawan setelah acara tersebut. Demikian Dhaka Tribune memberitakan yang dikutip MINA.
Usulan lima poin yang diajukan Perdana Menteri pada sidang UNGA ke-72 pada 21 September mencakup, pemerintah Myanmar harus menghentikan kekerasan dan praktik pembersihan etnis tanpa syarat di Negara Bagian Rakhine segera dan selamanya.
Baca Juga: Teruskan Agresi, Israel Beli 25 Pesawat Tempur F-15
Poin kedua, Sekretaris Jenderal PBB harus segera mengirimkan Misi Pencarian Fakta ke Myanmar.
Poin ketiga, semua warga sipil terlepas dari agama dan etnis harus dilindungi di Myanmar. Keempat, semastikan kembalinya yang berkelanjutan dari semua orang Rohingya yang dipindahkan secara paksa di Bangladesh ke rumah mereka di Myanmar.
Poin kelima, rekomendasi dari laporan Komisi Kofi Annan harus segera dilaksanakan tanpa syarat dan secara keseluruhan.
Perdana Menteri Hasina menambahkan bahwa Bangladesh telah memikul beban 400.000 orang Rohingya selama beberapa dekade, karena mereka telah lama menjadi korban penganiayaan etnis di tanah airnya di Myanmar.
Baca Juga: Hamas: Kerusuhan Amsterdam Dampak Spontan Genosida di Gaza
“Adalah tanggung jawab setiap manusia untuk berdiri di sisi yang tertekan, tidak manusiawi jika kita tidak berdiri di samping Rohingya pada saat mereka mengalami kesusahan,” kata Karim. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)