
Perdana Menteri Inggris untuk pertama kali berkunjung ke Irak. (Foto: Kantor Media PM Irak)
Baghdad, MINA – Perdana Menteri Inggris Theresa May bertemu rekan Iraknya Haider Al-Abadi dalam sebuah kunjungan mendadak di Baghdad dan yang pertama ke negara tersebut, Rabu (29/11).
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh kantor Abadi, disebutkan bahwa May menyatakan dukungannya untuk kesatuan Irak dan meminta Wilayah Pemerintah Kurdistan (KRG) menghormati Irak yang bersatu.
Disebut pula bahwa perdana menteri wanita itu mendesak dilakukannya perundingan antara pemerintah pusat dan daerah. Demikian Rudaw memberitakannya yang dikutip MINA.
Inggris menentang referendum kemerdekaan Kurdistan. Parlemen Inggris telah membahas situasi KRG setelah pemilihan referendum Kurdistan.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengirim surat kepada Perdana Menteri KRG Nechirvan Barzani pada 22 November.
Surat itu menyatakan adanya “usaha serius” oleh Inggris untuk membantu memulai pembicaraan antara Erbil dan Baghdad berdasarkan konstitusi Irak.
Abadi mengucapkan terima kasih kepada May atas kunjungannya sambil memuji hubungan mereka dan dukungan Inggris dalam perang melawan Islamic State (ISIS), serta bantuan kemanusiaan yang didanai oleh London. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara