Nay Pyi Taw, 20 Muharam 1436/13 November 2014 (MINA) – Perdana Menteri (PM) Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan, nasionalisme fanatik harus dihindari karena akan bertentangan dengan semangat ASEAN untuk menjadi sebuah komunitas pada akhir tahun depan.
“Ideologi ekstremis di antara negara-negara ASEAN, tidak harus muncul untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan ASEAN, katanya.
Najib, seperti diberitakan Kantor Berita Malaysia Barnama yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengatakan hal ini setelah menghadiri sidang paripurna menjelang Konferensi ASEAN ke-25 di Jakarta, Rabu malam.
Dia mengatakan negara-negara ASEAN termasuk Malaysia telah membuat komitmen untuk mencapai visi mereka membuat komunitas ekonomi pada 2015.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Najib mengatakan pada sidang pleno, negara-negara anggota juga membahas perlunya visi pasca-2015 untuk 10 tahun ke depan dan mengkaji jangka menengah ASEAN kerena dunia dapat berubah dengan cepat.
“Jadi, rencana yang kita buat harus dimodifikasi sesuai dengan situasi yang berlaku,” katanya.
Najib mengatakan tema untuk tahun mendatang dengan judul ‘ASEAN yang mendukung rakyat’.
“Hal yang mendasar adalah penerimaan oleh masyarakat, sehingga masyarakat harus memahami apa yang sudah dilakukan ASEAN,” katanya.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Pada sesi pleno, Najib ia juga mengangkat isu hambatan non tarif di antara negara-negara ASEAN yang mengakibatkan perdagangan antara negara-negara anggota harus dibatasi.
“Terutama dalam hal keterlambatan proses Bea Cukai, pelabelan dan kondisi lain yang dikenakan,” katanya.
Hal-hal lain yang dibahas, adalah negosiasi perdagangan bebas antara ASEAN dan enam negara lainnya, yaitu India, China, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru.(L/P004/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam