Madrid, MIAN – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa menegaskan bahwa Israel secara sistematis menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Jalur Gaza. Ia menyebut tindakan itu sebagai bagian dari kampanye genosida yang lebih luas terhadap rakyat Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sesi pembukaan pertemuan tingkat menteri Kelompok Madrid yang membahas isu Palestina, yang digelar di ibu kota Spanyol, Senin (26/5).
Mustafa menyerukan tindakan mendesak dari komunitas internasional setelah pemerintah Palestina secara resmi menyatakan Gaza sebagai wilayah yang dilanda kelaparan.
“Pengepungan yang menyebabkan kelaparan, pemboman tanpa henti, serta penghancuran total terhadap sarana kehidupan rakyat Palestina adalah kejahatan perang yang nyata dan terus berlangsung,” tegas Mustafa.
Baca Juga: Kegubernuran Yerusalem Kecam Pawai Bendera Provokatif Israel
Selain situasi genting di Gaza, Mustafa juga menyoroti kondisi mencekam di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Ia menyampaikan kekhawatiran atas perluasan permukiman ilegal, kekerasan oleh pemukim Yahudi, penghancuran rumah warga Palestina, serta pengusiran paksa yang terus berlangsung.
“Neraka ini harus diakhiri, sekarang juga, tanpa syarat,” tambahnya.
Mustafa menyatakan harapannya bahwa konferensi tingkat tinggi internasional yang akan datang di New York dapat membuka jalan menuju pengakuan global dan tak terbantahkan terhadap Negara Palestina.
“Inilah saatnya membangun momentum internasional yang tidak dapat dibalik menuju pengakuan penuh atas Negara Palestina,” serunya, sembari menegaskan pentingnya dukungan politik, hukum, dan finansial dari dunia internasional.
Baca Juga: Bendera Palestina akan Dikibarkan di Kantor Pusat WHO
Di sela-sela pertemuan Kelompok Madrid, PM Mustafa melakukan rangkaian pertemuan bilateral tingkat tinggi untuk menghimpun dukungan politik dan kemanusiaan internasional menghadapi krisis Gaza.
Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares dan mengapresiasi dukungan konsisten Spanyol terhadap perjuangan Palestina di forum-forum internasional. Mustafa juga berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide, yang menolak mekanisme distribusi bantuan versi Israel karena dinilai melanggar hukum internasional.
Eide menegaskan dukungan Norwegia terhadap Konferensi Perdamaian Timur Tengah yang akan digelar 17 Juni mendatang di New York, dipimpin bersama oleh Prancis dan Arab Saudi. Norwegia, ujarnya, siap meningkatkan keterlibatan dalam mendukung pemerintahan Palestina di tengah segala hambatan akibat pendudukan.
Dorongan Peran Aktif Eropa untuk Palestina
Mustafa juga menjajaki kolaborasi dengan Menteri Luar Negeri Portugal Paulo Rangel, mendorong agar Portugal bergabung dengan Kelompok Madrid dan memperkuat dukungan terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), serta inisiatif rekonstruksi Gaza yang dibahas dalam konferensi Liga Arab di Kairo pada 4 Maret lalu.
Baca Juga: Kolombia Tunjuk Duta Besar Pertama untuk Palestina di Tengah Krisis Gaza
Dalam pertemuan terpisah, ia berbicara dengan Hamish Falconer, Menteri Negara Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, menekankan perlunya gencatan senjata segera dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Perumahan Sosial Malta Roderick Galdes atas sikap positif negaranya dalam mendukung pengakuan Negara Palestina di konferensi damai PBB mendatang.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kanselir Jerman: Serangan Israel di Gaza Tidak Lagi Dapat Dibenarkan