Ramallah, MINA – Perdana Menteri (PM) Palestina Rami Hamdallah sudah kembali ke Ramallah, Selasa (13/3) sore, usai lolos dari upaya percobaan pembunuhan yang mengincar dirinya saat konvoi-nya memasuki pos pemeriksaan Erez yang dikendalikan Israel, atau daerah perlintasan perbatasan Beit Hanoun di Jalur Gaza Utara pada pagi hari.
Hamdallah, yang diterima oleh kerumunan besar pejabat dan dari masyarakat, mengatakan bahwa serangan terhadap konvoi-nya bersama Kepala Dinas Intelijen Palestina Majid Faraj itu dipersiapkan secara baik. Bom yang ditanam sedalam dua meter di sisi jalan menargetkan iring-iringan kendaraan yang membawanya.
Dia menggambarkan serangan tersebut sebagai “tindakan pengecut yang tidak mewakili persatuan Palestina dan sikap rakyat Palestina,” demikian Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan.
Hamdallah mengatakan kepada kerumunan bahwa tujuh pengawalnya yang menjaga konvoi tersebut terluka dan mereka kini dirawat di rumah sakit Ramallah.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Serangan ini tidak akan menghalangi kami menyelesaikan pekerjaan kami di Gaza dan mencapai rekonsiliasi nasional. Kami akan terus bekerja sampai kami kembali ke Gaza dan menyatukan barisan kami. Tidak akan ada tanah air tanpa Gaza,” tegasnya.
PM Palestina Rami Hamdallah berhasil lolos tanpa cedera. Beberapa menit setelah insiden, ia juga sempat menyampaikan pidato dalam peresmian sebuah pabrik pengolahan limbah. Pemimpin 59 tahun tersebut juga berjanji untuk terus berusaha mewujudkan persatuan Palestina.
Dilaporkan, tiga kendaraan rusak dalam ledakan yang meninggalkansebuah kawah di pinggir jalan. Bom setidaknya menyebabkan pecahnya kaca di setidaknya satu kendaraan.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terjadi. Pihak Hamas mengutuk keras terjadinya serangan itu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Juru bicara Gerakan Hamas, Fawzi Barhoum, menyatakan fihaknya mengutuk percobaan pembunuhan PM Rami Hamadallah dan menganggapnya sebagai bagian dari upaya untuk mengacaukan keamanan di Jalur Gaza. Penyerangan ini juga sebagai langkah untuk melemahkan upaya berkelanjutan untuk mencapai persatuan nasional dan rekonsiliasi internal.
“Hamas menekankan bahwa mereka yang melakukan penyerangan terhadap konvoi Hamadallah, adalah orang yang sama yang membunuh pimpinan Hamas Mazen Foqahaa dan juga berusaha membunuh Kepala Pasukan Keamanan Dalam Negeri Hamas Mayor Jenderal Tawfiq Abu-Naim,” kata Barhoum sebagaimana keterangan persnya.
Juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh, juga mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan usaha untuk merongrong kesatuan rakyat Palestina.
Sementara itu, kepala intelijen Majid Faraj, yang bersama perdana menteri dalam konvoi tersebut, menggambarkan serangan tersebut sebagai “tindakan pengecut yang bertujuan untuk merugikan persatuan nasional.”
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Masih terlalu dini untuk menuduh siapapun, tapi mereka yang bertanggung jawab menanggung tanggung jawab penuh atas keamanan di lapangan,” ujarnya.
PM Palestina tersebut diserang setelah memasuki Gaza hari Selasa (13/3) pagi ketika dia sedang dalam perjalanan untuk menghadiri peresmian pabrik pengolahan air limbah di Jalur Gaza.
Laporan mengatakan sebuah ledakan terjadi setelah konvoi telah berlalu dan bahwa tiga mobil terakhir dalam konvoi tersebut rusak. Tujuh orang juga luka ringan. Perdana menteri, yang melanjutkan ke acara tersebut, dan kepala intelijen pun tak mengalami luka.(T/R01/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon