Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, Senin (28/3) mengkritik pertemuan baru-baru ini antara negara-negara Arab dan Israel, menekankan bahwa mengadakan pertemuan normalisasi hubungan tersebut tanpa mengakhiri pendudukan Israel, adalah sebuah ilusi dan sia-sia belaka.
“Kami mengikuti dengan prihatin gerakan Israel di kawasan tersebut. Pertemuan normalisasi Arab tanpa mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina hanyalah ilusi, fatamorgana, dan hadiah cuma-cuma bagi Israel,” kata PM Shtayyeh pada awal pertemuan kabinet pekanan di Ramallah, Senin.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Wafa, Shtayyeh mengacu pada pertemuan para menteri luar negeri Mesir, Maroko, Bahrain, dan Uni Emirat Arab dengan menlu dari Israel dan Amerika Serikat yang diadakan hari ini dan kemarin di gurun Naqab di selatan wilayah pendudukan Israel.
“Israel mengabaikan permasalahan rakyat kami, setengah dari mereka berada di bawah pendudukan dan setengah lainnya di kamp-kamp pengungsi, di pengasingan dan diaspora,” ujarnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Shtayyeh menyatakan, pertemuan itu terlepas dari upaya Israel untuk mengabaikan hak-hak rakyat Palestina, memperluas permukiman kolonialnya, mendirikan pos pemeriksaan, membunuh dan menangkap rakyat Palestina, dan menghancurkan setiap peluang perdamaian dengannya.
“Kami lebih bertekad untuk menghadapi mesin Israel ini yang menghancurkan tanah, rakyat, dan kesucian kami,” kata pM Palestina.
“Mereka yang tidak ingin melihat kebenaran tahu bahwa kami akan tetap setia pada tanah kami, kesucian kami, bangsa Arab, sejarah kami, masa kini bangsa kami, dan kebebasan orang-orang heroik kami, yang bertekad untuk menggagalkan semua skema yang bertujuan merusak hak-hak kita untuk mewujudkan kemerdekaan, kedaulatan dan kebebasan,” pungkasnya.(T/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon