Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PM Shtayyeh Puji Gugatan Afrika Selatan Terhadap Israel Atas Genosida di Gaza

Nur Hadis - Jumat, 12 Januari 2024 - 13:17 WIB

Jumat, 12 Januari 2024 - 13:17 WIB

3 Views

Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh menyampaikan rasa terima kasihnya atas tindakan hukum Afrika Selatan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) terhadap pendudukan Israel karena melakukan kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza. Demikian dikutip dari Wafa Jum’at, (12/1).

Berbicara pada pertemuan di Lapangan Nelson Mandela di Ramallah, Shtayyeh memuji Afrika Selatan karena mengambil langkah berani, ketika ia berbicara atas nama kepemimpinan Palestina, faksi-faksi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dan bangsa Palestina secara keseluruhan.

“Saat ini, pendudukan Israel dituduh di hadapan Mahkamah Internasional dan Pengadilan Kriminal Internasional. Pendudukan Israel juga digugat di jalan-jalan Afrika Selatan, London, Paris, Berlin, Washington, Madrid, dan Brussels, serta digugat oleh setiap orang Arab, Afrika dan setiap manusia yang bebas di muka bumi ini,” katanya.

Shtayyeh mempertanyakan apakah membunuh 23.000 orang di Gaza, memutus aliran air, listrik, dan obat-obatan, serta berupaya membunuh 60.000 orang dan menghancurkan 271.000 rumah merupakan genosida.

Baca Juga: Brigade Al-Qassam: Helikopter Israel Kena Tembak Rudal SAM 7

Ia menegaskan, mereka yang mendukung pendudukan Israel dalam melakukan pembunuhan adalah penjahat. Juga menekankan, pendudukan Israel dibangun berdasarkan kejahatan yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina mulai dari Deir Yassin hingga Tantura, Dawaima, dan Gaza.

“Dakwaan terhadap pendudukan Israel ditandatangani oleh Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa dengan tinta warisan Nelson Mandela, Desmond Tutu, dan Steve Biko. Kolonialisme, pemukiman, dan sistem apartheid yang berlangsung dari tahun 1640 hingga 1994 di Afrika Selatan dikalahkan,” ujarnya.

“Di sini kita menghadapi genosida, penghancuran rumah, pencabutan pohon, terorisme pemukim, sistem apartheid rasis, klaim superioritas ras, upaya pemindahan paksa, pencaplokan tanah, dan pendudukan militer. Terlepas dari semua ini, kami akan menang dan mencapai hak kami untuk menentukan nasib sendiri,” lanjut Shtayyeh.

Shtayyeh menyatakan rasa terima kasihnya kepada Yordania, Arab Saudi, Bolivia, Brasil, Kolombia, Nikaragua, Chile, Bangladesh, Turki, Malaysia, Mesir, Tunisia, Irak, dan Djibouti atas dukungannya terhadap permintaan Afrika Selatan, mulai dari hukuman hingga sanksi.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Ia menyerukan diakhirinya agresi pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina, perang genosida, kelaparan, kehausan, dan pembunuhan secara perlahan.

Dihadapan patung Nelson Mandela, ia berseru “Hidup Palestina, panjang umur Afrika Selatan, panjang umur persahabatan antar bangsa, dan pasti kita akan menang. Kejahatan adalah kenyataan, bangsa Palestina benar, dan keadilan akan ditegakkan. Hidup Afrika Selatan, hidup Palestina, dan kemenangan bagi rakyat kami.” (T/imd/B03/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Rekomendasi untuk Anda