Ankara, 26 Safar 1437/8 Desember 2015 (MINA) – Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, dia ingin mengunjungi Baghdad sesegera mungkin untuk membahas pengerahan pasukan Turki di Irak Utara.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi sebelumnya dengan tegas menentang keberadaan pasukan Turki di sekitar Mosul.
Namun Pemerintah Turki mengatakan, penyebaran terbaru tentaranya ke Irak utara adalah misi untuk melatih dan memperlengkapi pasukan Kurdi Peshmerga dalam melawan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh).
Pemerintah Irak mengatakan tidak pernah mengundang kekuatan seperti itu dan akan membawa kasus tersebut ke PBB jika Turki tidak menarik pasukannya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Davutoglu mengatakan, lebih dari 2.000 orang telah menerima pelatihan di kamp di Irak Utara. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan telah menghentikan pengiriman pasukannya, tapi tidak akan menarik mereka yang sudah ada.
Dalam percakapan telepon dengan timpalannya di Irak pada Senin, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan, Pemerintah Ankara menghormati integritas wilayah Irak.
Pada Ahad, Pemerintah Irak memperingatkan Turki untuk menarik pasukannya dari Irak dalam waktu 48 jam.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Dengan tidak adanya penarikan pasukan ini dalam waktu 48 jam, Irak memiliki hak untuk menggunakan semua pilihan yang tersedia,” kata Perdana Menteri Abadi dalam sebuah pernyataan. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata