New York, MINA –Ulama Indonesia yang tinggal dan berdakwah di New York, Amerika Serikat (AS), Imam Syamsi Ali, mengomentari polemik keputusan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang membuat aturan lepas jilbab bagi Paskibraka saat pengibaran bendera. Menurutnya hal itu merupakan pelecehan terhadap Pancasila.
“Hal itu jelas merupakan bentuk pelecehan terhadap Pancasila. Kita semua hapal bahwa Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Mahaesa. Itu jelas perlindungan terhadap pelaksanaan syariat Islam bagi warga negaranya,” katanya dalam wawancara telepon dengan Radio Silaturahim (Rasil), Kamis (15/8).
Menurutnya, Indonesia menjadi indah karena keragaman, bukan karena keseragaman. Menurutnya, alasan keseragaman dalam Paskibraka adalah sebuah alasan yang “tidak sehat dan (maaf) dungu.”
Syamsi Ali yang juga menjadi Direktur Jamaica Center di New York itu menyatakan, pelarangan jilbab bagi anggota Paskibraka putri bisa jadi merupakan bentuk fobia kepada agamanya sendiri, kalau dia Muslim.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Dia menegaskan, menjadi Paskibra merupakan kebanggaan bagi putra-putri bangsa. Memakai hijab merupakan kebanggaan sekaligus komitmen dalam keislaman. Keduanya dalam kata Indonesia menyatu tak terpisahkan.
Sebelumnya Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) menyebut ada 18 dari 76 anggota Paskibraka 2024 yang mengenakan hijab, tetapi tidak menggunakan jilbab saat dikukuhkan Presiden Jokowi pada Selasa (13/8) lalu.
Saat hari pengukuhan itu, seluruh Paskibraka 2024 putri yang dikukuhkan Jokowi untuk bertugas di Istana terlihat tanpa jilbab. Padahal, saat datang ke pemusatan latihan, saat latihan, hingga gladi seluruh paskibraka putri yang berhijab itu tetap mengenakan jilbab. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas