London, MINA – Enam polisi Inggris menangkap seorang jurnalis Inggris Richard Medhurst di Bandara Heathrow, London dengan tuduhan terorisme setelah ia melaporkan genosida yang dilakukan Zionis Israel di Gaza, Palestina dalam pekerjaannya sebagai jurnalis.
Medhurst ditahan dan diinterogasi selama hampir 24 jam berdasarkan Pasal 12 Undang-Undang Terorisme Inggris, yang dilaporkan karena pekerjaan jurnalistiknya.
Dalam sebuah video yang ia unggah di akun X pada Selasa (20/8), Richard Medhurst menggambarkan penangkapannya di Bandara Heathrow dengan sangat rinci. Penangkapan tersebut terjadi pada Kamis (15/8) lalu.
Ia mengungkapkan bahwa seorang petugas menyita teleponnya, sehingga ia tidak dapat memberi tahu keluarganya.
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS
Medhurst menjadi sasaran dua penggeledahan dalam waktu sepuluh menit, dan barang-barang miliknya, termasuk perlengkapan jurnalis, digeledah habis-habisan.
Jurnalis terkemuka itu ditempatkan di sel isolasi yang menurutnya tidak layak huni dan diawasi oleh kamera bahkan saat menggunakan kamar kecil.
Medhurst menyatakan bahwa seluruh cobaan itu tampaknya dirancang untuk “mengintimidasi, mempermalukan, dan merendahkan martabatnya,” meskipun identitasnya jelas sebagai seorang jurnalis.
“Kita yang berbicara dan melaporkan situasi di Palestina tengah menjadi sasaran,” mengacu pada fakta bahwa jurnalis yang meliput isu-isu sensitif, seperti genosida Israel yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza, semakin menghadapi pengawasan dan dampak buruk.
Baca Juga: Pemerintah Filipina Evakuasi Warga Jelang Kedatangan Badai Toraji
“Palestina, krisis kemanusiaan di Gaza tetap menjadi berita yang paling mendesak di dunia. Namun, tampaknya pernyataan apa pun dapat diputarbalikkan menjadi pelanggaran hukum tingkat tinggi,” ujarnya.
Medhurst selanjutnya mengecam pemerintah Inggris karena menekan kebebasan berekspresi.
“Kebebasan pers dan kebebasan berbicara benar-benar diserang. Negara menindak dan meningkatkan tindakan untuk mencoba menghentikan orang-orang berbicara menentang keterlibatan pemerintah kita dalam genosida,” katanya.
Dari pantauan MINA pada pukul 19.58 WIB, vdeo yang diunggahnya itu telah ditonton 1,8 juta kali dan disukai oleh lebih dari 30.000 pengguna X.
Baca Juga: [POPULER MINA] Kelaparan di Gaza dan Kemenangan Trump Pilpres AS
Penangkapan Medhurst telah memicu kekhawatiran serius tentang kebebasan berbicara dan perlakuan terhadap jurnalis di Inggris.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ali Ibrahim: Trump Akan Hidupkan Lagi Perjanjian Normalisasi