Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi London Tangkap Pengunjuk Rasa Kristen yang Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

Rudi Hendrik - Sabtu, 30 Desember 2023 - 13:18 WIB

Sabtu, 30 Desember 2023 - 13:18 WIB

7 Views

Protes di luar Downing Street London, Inggris, Jumat, 29 Desember 2023, menyerukan gencatan senjata di Gaza. [Chris Cole/Handout]

London, MINA – Dua pengunjuk rasa Kristen ditangkap di dekat kediaman Perdana menteri Inggris di London pada Jumat (29/12), setelah menuangkan darah palsu dan membubuhkan sidik jari berdarah di gerbang Downing Street sebagai protes terhadap penolakan pemerintah untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza, Palestina.

Dikutip dari The New Arab, Virginia Moffat (58) dan suaminya Chris Cole (60) dari Dorset mengatakan, pemerintah Inggris berlumuran darah karena menolak menuntut Israel mengakhiri pengeboman di Gaza, dan menyebut serangan brutal Israel terhadap penduduk yang terjebak di Gaza “pembantaian dalam proporsi yang alkitabiah”.

Israel telah membunuh 21.320 warga Palestina sejak 7 Oktober, menurut angka dari kementerian kesehatan Gaza, dan 55.603 orang lainnya terluka. Separuh dari seluruh bangunan di daerah kantong tersebut rusak atau hancur, dan mengakibatkan hampir dua juta orang mengungsi.

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan pada protes tersebut, pasangan suami istri tersebut mengatakan: “Pembenaran Inggris dan Israel atas pembantaian ini adalah bahwa Israel bertindak untuk ‘membela diri’. Begitu banyak warga Palestina yang tidak bersalah. Kita pasti teringat akan Pembantaian Orang Tak Bersalah dalam Injil Kristen. Raja Herodes, yang berusaha mendapatkan kekuasaan, memerintahkan kematian semua bayi di dan sekitar Betlehem.”

Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas

Menurut pernyataan itu, selama bertahun-tahun peristiwa itu telah dipilih oleh umat Kristen sebagai dasar bekerja demi perdamaian dan keadilan untuk menarik perhatian terhadap penderitaan dan kematian orang-orang tak berdosa akibat perang dan ketidakadilan.”

Ketika Israel mengintensifkan pengeboman terhadap Gaza, para pemimpin Kristen Palestina dan pemerintah kota membatalkan perayaan Natal. Para Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem mengeluarkan pernyataan pada tanggal 10 November yang menyerukan jemaat mereka untuk berdiri bersama “mereka yang menderita di Gaza” dan menghabiskan musim ini dengan “doa yang sungguh-sungguh untuk perdamaian yang adil dan abadi”.

Protes di Inggris sering terjadi dan meluas, seiring dengan mobilisasi masyarakat untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap sikap pemerintah Inggris yang pro-Israel. Pakar hukum internasional telah memperingatkan bahwa tindakan Israel bisa berarti genosida di Gaza.

Pawai pro-Palestina selama beberapa bulan terakhir merupakan salah satu demonstrasi politik terbesar dalam sejarah Inggris, dengan pawai 11 November, yang bertepatan dengan Hari Gencatan Senjata di Inggris, yang dihadiri oleh sekitar 800.000 orang. (T/RI-1/P2)

Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu

Rekomendasi untuk Anda