New York, MINA – Polisi New York menangkap sekitar 100 demonstran aktivis Yahudi saat aksi duduk di Trump Tower, Manhattan, AS, Kamis (14/3).
Mereka dari komunitas Jewish Voice for Peace (JVP), yang menuntut pembebasan mahasiswa Universitas Columbia aktivis Palestina, Mahmoud Khalil. Palestine Chronicle melaporkan.
“Sebagai orang Yahudi, kami akan mengambil alih Trump Tower untuk menunjukkan penolakan massal kami,” kata gerakan itu di akun medsos X.
“Kami tidak akan tinggal diam saat rezim fasis mencoba mengkriminalisasi warga Palestina dan semua orang yang menyerukan diakhirinya genosida rakyat Palestina oleh Israel yang didanai pemerintah AS. Dan kami tidak akan pernah berhenti berjuang untuk Palestina yang merdeka,” pernyataan mereka.
Baca Juga: Tuntut Pembebasan Aktivis Palestina, 98 Aktivis Yahudi AS Ditangkap
Para pengunjuk rasa mengenakan kaus merah bertuliskan “Bukan Atas Nama Kami” dan “Orang Yahudi Katakan Hentikan Persenjataan Israel”, serta “Orang Yahudi Katakan Jangan Patuhi.” Spanduk lainnya bertuliskan, “Tidak Ada Larangan Muslim Selamanya.”
Tidak ada dakwaan resmi Khalil, pemegang kartu hijau yang menjabat sebagai negosiator utama selama Perkemahan Solidaritas Gaza April lalu, ditangkap oleh agen Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) di kediamannya di New York pada Sabtu malam (8/3).
Agen tersebut mengatakan kartu hijaunya telah dicabut.
Juru bicara DHS Tricia McLaughlin, mengatakan dalam sebuah pernyataan Ahad (9/3), Khalil ditangkap oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) yang berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri, dan “untuk mendukung perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang melarang antisemitisme.”
Baca Juga: Pasien Australia Orang Pertama yang Bertahan Hidup 100 Hari dengan Jantung Titanium
Khalil memimpin kegiatan yang terkait dengan kelompok Palestina Hamas, sebuah organisasi teroris yang diklaim AS.
Khalil saat ini ditahan di pusat penahanan Louisiana, situasi yang ditentang oleh pengacaranya, dan meminta agar ia dipulangkan.
Ramzi Kassem, seorang pengacara aktivis yang ditahan, mengatakan bahwa Khalil ditangkap oleh agen pemerintah AS sebagai pembalasan karena berbicara membela warga Palestina di Gaza dan sekitarnya, karena mengkritik pemerintah AS dan pemerintah Israel.
Khalil dipindahkan ke Louisiana untuk menjauhkannya dari pengacaranya dari akses ke pengadilan ini, dari keluarganya dan jaringan pendukungnya,” ujar Kassem.
Baca Juga: PBB: Harga Opium di Afghanistan Meroket Sepuluh Kali Lipat
“Jadi setiap hari yang dihabiskan Mahmoud dalam tahanan di Louisiana adalah hari yang terlalu panjang. Kami sepenuhnya bermaksud untuk menegakkan bukan hanya hak amandemen pertamanya tetapi juga hak semua orang Amerika dan semua penduduk tetap yang sah bahwa tidak mungkin Anda bisa menghilang di malam hari dari jalanan Kota New York,” ujarnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Konfirmasi Pembicaraan dengan Putin tentang Ukraina