Surabaya, 14 Rabi’ul Awwal 1436/5 Januari 2015 (MINA) – Menyusul peringatan terbaru yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS tentang kemungkinan ancaman keamanan di kota Surabaya, Polri mengkonfirmasi, mereka tidak menemukan bukti apapun yang menunjukkan kegiatan terorisme yang direncanakan.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena penilaian intelijen yang dilakukan oleh kepala intelijen Polri dan departemen keamanan sejauh ini menemukan bahwa tidak ada gangguan ketertiban umum [di Surabaya] yang berkaitan dengan persekongkolan teror,” kata juru bicara Kepolisian Nasional Insp. Jenderal Ronny F. Sompie
Pada Sabtu lalu, Kedutaan Besar AS di Jakarta memposting pengumuman di website resminya dengan memperingatkan warganya dari potensi ancaman terhadap AS terkait hotel dan bank di Surabaya, The Jakartapost melaporkan, seperti dikuti Miraj Islamic News Agency (MINA).
“Kedutaan Besar AS menyadari adanya potensi ancaman terhadap AS terkait hotel dan bank di Surabaya, Indonesia. Kedutaan Besar Amerika Serikat merekomendasikan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran di lingkungan mereka ketika mengunjungi fasilitas tersebut, “kata kedutaan tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurut Ronny, meskipun tidak ada indikasi ancaman, Kapolri Jenderal Sutarman menginstruksikan Polda Jatim untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat.
“Polisi mengharapkan semua pihak untuk bersikap kooperatif dengan menghubungi dan menginformasikan [kami] tentang setiap perkembangan yang dapat menyebabkan gangguan ketertiban umum, termasuk yang diprakarsai oleh teroris,” kata Ronny.
Indonesia, yang memiliki populasi mayoritas Muslim, telah mengalami serangkaian serangan mematikan oleh kelompok agama garis keras, termasuk pemboman Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.
Indonesia juga dianggap sebagai salah satu negara terbesar yang memasok pejuang gerakan Negara Islam (IS), setelah Badan Penanggulangan Terorisme Nasional (BNPT) melaporkan bahwa lebih dari 500 orang Indonesia mendukung kelompok itu dalam perang sipil yang berkecamuk di Suriah dan Irak.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Bulan lalu, pihak berwenang Malaysia mendeportasi 12 warga Indonesia, terutama dari Jawa Timur, yang diduga dalam perjalanan ke Suriah untuk mendukung IS.
Beberapa hari kemudian, terduga anggota IS mengeluarkan ancaman melalui video YouTube yang berdurasi empat menit kepada Militer Indonesia (TNI), khususnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Polri dan petugas keamanan sipil Ansor (Banser) , sayap organisasi pemuda Muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Pria dalam video itu kemudian diidentifikasi sebagai Salim Mubarok Attamimi, penjual susu dari Malang, sebuah kota yang terletak sekitar 90 kilometer selatan-Surabaya.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga membantah peringatan keamanan kedutaan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Tidak terjadi apa-apa. Insya Allah, Surabaya akan tetap aman dan kondusif, “katanya kepada wartawan, Minggu.(T/P009/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain