Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi Prancis Tangkap Tersangka Baru Terkait Pembunuhan di Gereja Nice

Rudi Hendrik - Sabtu, 31 Oktober 2020 - 15:50 WIB

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 15:50 WIB

1 Views

Nice, MINA – Seorang tersangka baru ditahan dalam penyelidikan terkait serangan seorang pria Tunisia yang membunuh tiga orang di sebuah gereja Prancis.

Tersangka adalah seorang pria berusia 47 tahun yang diyakini telah melakukan kontak dengan penyerang pada malam sebelum serangan di Basilika Notre Dame di kota Nice, Riviera, menurut seorang pejabat pengadilan. Namun, pejabat itu tidak berwenang untuk disebutkan namanya secara publi, TRT melaporkan.

Penyerang yang bernama Ibrahim Issaoui, terluka parah oleh polisi dan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis, kata pihak berwenang. Jaksa anti-terorisme di Prancis dan Tunisia sedang menyelidik serangan itu.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Jumat (30/10) dengan TV Al-Arabiya milik Saudi, ibu Issaoui mengatakan, dia terkejut dengan kejadian tersebut.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Dari provinsi Sfax Tunisia, sang ibu, dengan mata berlinang air mata, mengatakan, dia terkejut mendengar putranya berada di Prancis ketika dia menelepon saat kedatangannya dan tidak tahu apa yang dia rencanakan.

“Anda tidak tahu bahasa Prancis, Anda tidak kenal siapa pun di sana, Anda akan tinggal sendirian di sana, mengapa, mengapa Anda pergi ke sana?” kata ibu Issaoui mengulang perkataannya kepada anaknya saat ditelepon.

Saudaranya memberi tahu Al-Arabiya bahwa Issaoui telah memberi tahu keluarga, dia akan tidur di depan gereja dan mengirimi mereka foto yang menunjukkan dia di katedral tempat serangan itu terjadi.

“Dia tidak memberitahuku apa-apa,” katanya.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Seorang tetangga mengatakan, dia mengenal Issaoui sebagai seorang mekanik dan melakukan berbagai pekerjaan serabutan lainnya. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda radikal.

Penyerangan pembunuhan di gereja Nice pada Kamis (29/10) mendorong Prancis untuk meningkatkan kewaspadaan keamanannya di tengah ketegangan agama dan geopolitik karena seputar kartun yang mengejek Nabi Muhammad. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda