Tunis, MINA – Hingga malam ketiga kerusuhan di berbagai kota Tunisia, polisi telah menangkap lebih 500 pelaku pencurian, penjarahan, pembakaran dan perusuh dalam demonstrasi warga terhadap pemerintah.
Kemarahan warga Tunisia telah tumbuh di atas langkah-langkah penghematan yang diterapkan pemerintah menjelang peringatan Arab Spring yang melengserkan penguasa lama Zine El Abidine Ben Ali pada 14 Januari.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Khalifa Chibani mengatakan, “kekerasan” telah berkurang dibanding hari-hari sebelumnya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Chibani mengatakan, 21 anggota pasukan keamanan terluka dan tidak ada korban tewas di antara para demonstran. Demikian Nahar Net memberitakannya yang dikutip MINA.
Namun, rakyat Tunisia telah menyatakan frustrasinya sejak awal tahun ini karena langkah-langkah penghematan yang diharapkan dapat meningkatkan harga dalam ekonomi yang buruk.
Negara Afrika Utara itu memperkenalkan kenaikan pajak pertambahan nilai dan kontribusi sosial di awal tahun sebagai bagian dari anggaran baru yang sulit.
Kerusuhan baru-baru ini dimulai dengan demonstrasi damai menentang kebijakan tersebut, tapi kemudian meningkat menjadi bentrokan dengan polisi pada Senin (8/1) malam sampai Selasa.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Pada malam ketiga bentrokan, kerusuhan melanda beberapa wilayah di seluruh negeri termasuk kota Kasserine dan kota utara Siliana, Tebourba dan Thala. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis