Tunis, 29 Sya’ban 1436/16 Juni 2015 (MINA) – Kelompok Islamic State atau ISIS cabang Tunisia mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tiga polisi dan melukai 12 lainnya.
Dalam pernyataan Selasa (16/6) yang dimuat di Twitter, ISIS mengatakan, serangan di wilayah Sidi Bouzid dilakukan oleh dua tentara kekhalifahan yang menyerang dua lokasi militer dengan senjata ringan.
ISIS juga pernah mengklaim serangan di Museum Nasional Bardo di Tunis pada Maret lalu yang menewaskan 21 wisatawan asing dan seorang polisi.
Kelompok mengatakan telah membunuh atau melukai lebih dari 20 tentara atau anggota pengawal nasional dalam kekerasan Senin (5/6).
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Kementerian Dalam Negeri mengatakan, tiga polisi dan seorang anggota kelompok tewas ketika pengawal nasional mencoba menyergap dua orang bersenjata yang diduga merencanakan serangan, Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Pengawal nasional berusaha untuk menyergap saat fajar dua teroris di sepeda motornya di Sidi Ali Ben Aoun setelah memperoleh informasi bahwa (mereka) akan memulai operasi,” kata juru bicara Kementerian Mohamed Ali Aroui kepada pers.
Aroui mengatakan, dua petugas tewas dalam baku tembak dan terduga anggota ISIS melarikan diri dengan sebelumnya membunuh seorang polisi ketiga yang dalam perjalanan untuk bertugas.
Para lelaki bersenjata sedang dalam buruan satuan elit pengawal nasional.
“Satu teroris dibasmi, yang kedua terluka dan ditangkap dalam kondisi serius,” tambahnya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Awalnya, Kementerian Dalam Negeri menuding pelaku kekerasan adalah kelompok utama bersejata Al-Qaeda, Brigade Okba Ibnu Nafaa.
Sejak revolusi Tunisia pada 2011 yang menggulingkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali, puluhan anggota pasukan keamanan telah tewas oleh serangan kelompok-kelompok milisi bersenjata. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)