Yerusalem, MINA – Komandan polisi senior Israel dilaporkan mendukung rencana untuk mengubah rute pawai bendera nasionalis sayap kanan yang direncanakan melalui Yerusalem Timur yang diduduki akhir pekan ini.
Perubahan itu bertujuan menghindari Gerbang Damaskus dan Kawasan Muslim Kota Tua, karena kekhawatiran bahwa demonstrasi dapat memicu kekerasan lebih lanjut di Al-Quds dan sekitarnya.
Keputusan itu dibuat setelah konsultasi yang diadakan pada Ahad malam (6/6), meskipun polisi ingin pemerintah menandatangani rencana tersebut, Times of Israel melaporkan.
Pawai bendera diadakan setiap tahun pada Hari Yerusalem, yang jatuh pada 10 Mei tahun ini. Namun, itu dibatalkan di tengah jalan, setelah Hamas menembakkan rentetan roket ke arah kota sebagai balasan serangan terhadap jamaah shalat tarawih di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Beberapa jam sebelumnya, pemerintah setuju untuk mengubah rute pawai untuk menghindari Gerbang Damaskus dan Kawasan Muslim, menyusul tekanan dari pemerintahan AS, khawatir bahwa pawai dapat menyebabkan ketegangan memuncak.
Pawai biasanya melewati kawasan Muslim di Al-Quds, meskipun rute tersebut telah lama dianggap provokatif oleh para kritikus Israel dan Palestina.
Anggota parlemen sayap kanan dan kelompok nasionalis agama marah atas keputusan untuk mengubah rute parade bulan lalu. Mereka bahkan mempertimbangkan untuk membatalkan acara tersebut sama sekali.
Pada hari Jumat (4/6), penyelenggara mengumumkan bahwa parade telah dijadwal ulang untuk hari Kamis dan akan melalui rute tradisional yang kontroversial. Tidak lama setelah pengumuman itu, pemerintahan AS dilaporkan mengirim pesan ke Yerusalem mendesak agar pawai sekali lagi dialihkan.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Pada hari Sabtu (5/6), Menteri Pertahanan Benny Gantz mengadakan konsultasi mengenai masalah tersebut dan kemudian mengeluarkan pernyataan yang mendukung pemindahan acara tersebut.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi menulis surat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang memperingatkan “sensitivitas internasional” yang memantau tindakan Israel di Al-Quds yang diduduki. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza