Al-Quds, 23 Ramadhan 1438/18 Juni 2017 (MINA) – Usai pembunuhan terhadap polisi wanita Israel di Gerbang Damaskus, Kota Tua Yerusalem, sebanyak 250.000 izin masuk warga Palestina ke kota itu dibatalkan oleh pemerintah Yahudi tersebut.
Pada hari Jumat (16/6), tiga orang Palestina bersenjata pisau ditembak mati setelah menyerang dan membunuh seorang polisi wanita.
Kelompok bersenjata Hamas di Gaza dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina masing-masing mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Di sisi lain, badan keamanan Israel juga meragukan klaim yang dikeluarkan oleh kelompok Islamic State (ISIS). Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Sistem perizinan mengendalikan gerakan warga Palestina dengan ketat, tapi Israel biasanya mengeluarkan izin ekstra selama liburan keagamaan sebagai isyarat baik bagi warga Palestina untuk salat di Masjid Al-Aqsa.
Fatah mengutuk pembunuhan yang dilakukan ketiga warga Palestina tersebut melalui kantor berita resmi Wafa, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuntut Otorita Palestina dan masyarakat internasional mengecam serangan tersebut.
Usai serangan itu, bentrokan pecah antara tentara Israel dan warga Palestina di Yerusalem. Puluhan warga Palestina terluka karena menghirup gas air mata.
Pada hari Sabtu (17/6), polisi Israel menjaring lebih dari 350 orang Palestina di Yerusalem dalam sebuah tindakan keras terhadap pekerja tak berdokumen.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Di tahun 2017, setidaknya 30 orang Palestina telah dibunuh oleh pasukan keamanan Israel dan pemukim.
Menurut perhitungan AFP, kerusuhan yang terjadi sejak bulan Oktober 2015, telah merenggut nyawa 272 orang Palestina, 42 orang Israel, dua orang Amerika, dua orang Yordania, seorang Eritrea, seorang Sudan dan seorang warga Inggris. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel