Athena, MINA – Polisi Yunani menembakkan gas air mata kepada para pengungsi dan migran yang menuntut meninggalkan pulau Lesbos setelah kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran di kamp pengungsi terbesar di Eropa, Moria.
Pada Sabtu (12/9), para pengunjuk rasa meneriakkan “Kebebasan” dan “Tidak Ada Kamp” ketika pihak berwenang meningkatkan upaya untuk mendirikan akomodasi sementara bagi mereka di bagian lain pulau Lesbos.
Polisi menembakkan gas air mata ketika beberapa pengunjuk rasa berusaha untuk berbaris di jalan menuju kota utama pulau Mytilene, yang telah diblokir polisi sementara pekerjaan di pemukiman tenda baru berlanjut di dekatnya.
AlJazeera melaporkan dari kota tenda yang bermunculan di sisi jalan raya di Lesbos, mantan penghuni kamp Moria bersikukuh “bahwa mereka tidak tertarik untuk pergi ke situasi kamp yang lain.”
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mereka semua mengatakan ingin pindah ke daratan utama Yunani dan seluruh Eropa; mereka lelah tinggal di perumahan sementara, di gubuk sementara di bawah terpal.
Meninggalkan pulau itu akan membutuhkan pembelokan aturan Uni Eropa, di mana pencari suaka yang mencapai pulau-pulau Yunani dari Turki harus tinggal di sana sampai mereka diberikan status pengungsi atau dideportasi kembali ke Turki.
Lebih dari 12.000 orang kehilangan tempat tinggal ketika api menyapu kamp Moria yang terkenal penuh sesak pada Selasa (8/9). Hingga Sabtu pagi pengungsi pria, wanita dan anak-anak tidur di bawah naungan yang terbuat dari batang buluh, selimut dan tenda yang berhasil diselamatkan.
Beberapa pengunjuk rasa membawa tanda tulisan tangan dengan pesan “Kami tidak ingin pergi ke neraka seperti Moria lagi” dan “Bisakah Anda mendengar kami Nyonya Merkel?” dalam tuntutan mereka ke kanselir Jerman.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Pihak berwenang mengatakan tidak ada penghuni kamp kecuali 406 remaja dan anak-anak tanpa pendamping yang akan diizinkan meninggalkan pulau itu. Anak-anak di bawah umur tanpa pendamping diterbangkan ke daratan Yunani pada Rabu, dan beberapa negara Eropa mengatakan mereka akan menerima beberapa dari mereka.
Negara-negara lain telah menjanjikan bantuan untuk kamp baru yang sedang dibangun di Lesbos, sebuah langkah yang tidak diinginkan oleh penduduk maupun bekas penduduk Moria. (T/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas