Brussels, MINA – Sebanyak 25 mantan menteri luar negeri, enam mantan perdana menteri, dan dua mantan sekretaris jenderal NATO, menegaskan siap untuk mengambil dan mengupayakam langkah perdamaian sendiri jika proposal perdamaian Presiden Donald Trump tidak adil bagi bangsa Palestina.
Penegasan itu disampaikan para mantan pejabat elit itu dalam sebuah surat yang disampaikan pada Ahad (14/4) kepada Federica Mogherini, perwakilan tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Eropa.
“Sudah saatnya bagi Eropa berpegang pada parameter utama untuk perdamaian Israel-Palestina, berupa solusi dua negara bahwa Israel dan bangsa Palestina hidup berdampingan sebagai negara”. Demikian Guardian melaporkan, Ahad (14/4).
Eropa, katanya, harus menolak rencana apa pun yang tidak menciptakan negara Palestina bersama Israel dengan Yerusalem sebagai ibu kota.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
“Sayangnya, pemerintahan AS saat ini telah menyimpang dari kebijakan AS yang sudah lama,” ujar surat itu, mengkritik pengakuan Donald Trump pada 2017 yang menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel”.
Washington juga telah “menunjukkan ketidakpedulian yang mengganggu terhadap ekspansi permukiman Israel” di Tepi Barat yang diduduki dan memotong ratusan juta dolar dalam bantuan kepada Palestina, sebuah langkah yang menurut surat itu adalah “mempertaruhkan keamanan dan stabilitas berbagai negara yang terletak di depan pintu Eropa.”
Sejak menjabat, dan di tengah pujian dari pemerintah Israel, Trump telah mengambil langkah-langkah yang dianggap sebagai siksaan bagi warga Palestina dan yang juga menghambat kelangsungan hidup negara Palestina.
Surat oleh para mantan pejabat tingkat atas Eropa itu mengatakan Eropa harus “waspada dan bertindak secara strategis” ketika Trump mempresentasikan rencana baru itu.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Para penandatangannya termasuk Jean Marc Ayrault, Carl Bildt, Włodzimierz Cimoszewicz, Massimo D’Alema, Guy Verhofstadt, dan Dacian Cioloș, masing-masing mantan perdana menteri Perancis, Swedia, Polandia, Italia, Belgia, dan Rumania.
Mantan sekretaris jenderal NATO Willy Claes dan Javier Solana, dan mantan presiden Irlandia Mary Robinson juga menandatangani surat itu. Dua mantan menteri luar negeri Inggris, David Miliband dan Jack Straw, juga membubukan nama mereka.
“(Kami) yakin rencana yang mengurangi status kenegaraan Palestina menjadi entitas tanpa kedaulatan, kedekatan wilayah, dan kelayakan ekonomi akan sangat menambah kegagalan upaya-upaya perdamaian sebelumnya, mempercepat matinya opsi dua negara dan secara fatal merusak penyebab perdamaian yang tahan lama untuk Palestina dan Israel,” ujarnya.
Jika solusi dua negara tidak menjadi komitmen dalam proposal perdamaian Timteng AS, surat itu menekankan, “Eropa harus mengupayakan tindakannya sendiri”. (T/R11/P1)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”