Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Al-Muhajirun Lampung Selatan bersama Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Al-Fatah Lampung mengadakan bimbingan dan penyuluhan tentang bahaya pornografi dan perilaku seks menyimpang.
Kegiatan yang dilakukan selama dua hari, Sabtu-Ahad, 16-17 November menghadirkan pemateri ahli parenting dari Jakarta, Indrawati Zuhara, bertempat di Aula At-Taqwa Komplek Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Indrawati, lulusan magister Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak mengatakan pada Sabtu (16/11), pendidikan akhlak itu hal yang utama dan menandakan keberhasilan guru dalam mendidik muridnya.
Menurutnya, bahaya dari penyimpangan seks tersebut bisa menyerang dari dua sisi, yaitu dari kesehatan fisik dan kesehatan psikologis.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
“Kalau fisik itu jelas, penularan AIDS itu lebih mudah, bisa dari aktivitas-aktivitas yang tidak normal, juga melalui dubur,” jelasnya.
Adapun psikis, lanjut Indrawati, pelaku perilaku menyimpang seperti LGBT ini hakikatnya mendapatkan kebahagiaan yang semu. “Mereka merasa bahagia, tapi naluri mereka menolak,” katanya.
Jangka panjangnya, ketika pelaku LGBT ini memaksakan berkeluarga, akan akibatkan kacau balau praktek hidup berkeluarga. Karena jenis kelaminnya sama jadi tidak bisa memiliki anak, kemudian sewa rahim. Namun mereka lupa pendidikan anak dimulai saat masa hamil.
“Mereka tidak lalui proses itu (masa hamil), bentuk keterikatan batin ibu anak itu mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Konteks nya ke pembagian peran. Kalau anak lihat orangtuanya berjakun dua-duanya, akan bias bagaimana jadi lelaki sebenarnya. Kacau balau praktek keluarga,” katanya.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Kalau ini terjadi, cukup tiga generasi saja, sudah bisa buat peradaban hancur lebur. Efeknya jelas mengganggu stabilitas norma hidup, kewarasan sebagai manusia.
“Mencoreng tatanan keluarga, dan akan sangat mempengaruhi anaknya, bagaimana kepribadiannya. Bagi pelajar, dia akan ada bias gender. Mereka tidak akan punya kesadaran gender, dia akan menggugat Tuhan, menggugat penciptaan dengan fitrah aslinya,” jelasnya.
Sementara Pembantu Mudir (pimpinan) Bidang Majelis Pengasuhan Santri (MPS) Zainal Arifin MD mengharapkan, santri mengenal dan memahami bahaya pornografi dan perilaku seks menyimpang, untuk antisipasi agar tidak terpapar hal itu.
“Seiring mudahnya akses anak-anak mengakses informasi melalui gadget, kita perlu antisipasi supaya tidak ada perilaku menyimpang,” katanya.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Meski, lanjutnya, di pesantren ini gadget tidak diperbolehkan, namun saat liburan pulang, sulit juga bagi wali santri untuk mengontrol anaknya.
Dari gadget itu kemudian anak-anak mengenal pornografi dan perilaku seks menyimpang, karena itu sebagai antisipasi, kegiatan ini diadakan.
Untuk tahap awal ini kegiatan difokuskan ke muslimat, untuk santri muslimin diadakan pada pekan depan. (L/ial/B01/RI-1)
News Agency (MINA)
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?