MINA – Informasi terkait Israel melanggar Gencatan Senjata yang tengah berlangsung dalam sepekan ini, serta pertukaran tahanan antara Hamas-Israel menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan (13-19 Oktober 2025).
Menurut Gaza Media Office (GMO) pada Sabtu (18/10) melaporkan, pasukan pendudukan Israel melakukan 47 pelanggaran gencatan senjata di Jalur Gaza. Akibatnya, 38 warga Palestina syahid dan 143 lainnya terluka.
Pelanggaran tersebut meliputi pengeboman, penembakan langsung terhadap warga sipil, penggunaan kendaraan militer dan tank di sekitar permukiman, serta operasi drone bersenjata dan alat berat elektronik jarak jauh. GMO menegaskan, Israel telah melakukan “pelanggaran terang-terangan terhadap keputusan gencatan senjata dan prinsip hukum humaniter internasional.”
Relawan MER-C Indonesia di Gaza utara juga melaporkan bahwa pasukan Israel masih menduduki kompleks RS Indonesia, meski gencatan senjata telah diberlakukan sejak 10 Oktober. Tank-tank Israel dan pengawasan militer tetap berada di area belakang rumah sakit, membatasi akses warga dan petugas medis menuju lokasi tersebut.
Baca Juga: Potret Pengungsi Gaza: Pulang ke Rumah yang Tak Lagi Ada
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Israel telah mengurangi jumlah truk bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga 50 persen—dari sekitar 600 menjadi 300 truk per hari. Kebijakan itu dilakukan karena pihak Hamas belum menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel. PBB memperingatkan, pengurangan bantuan tersebut dapat memperburuk krisis kemanusiaan yang telah sangat parah di Gaza.
Kelompok hak asasi manusia juga menyoroti pelanggaran terhadap warga sipil. Organisasi Breaking the Silence—yang beranggotakan veteran tentara Israel—mengungkapkan bahwa “warga sipil sering menjadi korban tembakan karena melewati garis yang bahkan tidak mereka ketahui.”
Sejak konflik dimulai akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, korban di Gaza terus meningkat. Berdasarkan data Costs of War Project (per 3 Oktober 2025), sedikitnya 67.075 warga Gaza tewas dan 169.430 lainnya terluka. Laporan lain menyebut jumlah korban tewas bisa melebihi angka tersebut.
Pertukaran Tahanan Hamas–Israel
Baca Juga: Taaruf Dunia Konstruksi: Hikmah Robohnya Mushala Pesantren Al Khozini
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan telah menyerahkan seluruh tahanan tentara Israel yang masih hidup serta beberapa jenazah yang berhasil ditemukan. Namun, sebagian jenazah lainnya sulit diambil karena memerlukan peralatan khusus di area reruntuhan.
Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku 10 Oktober, Hamas telah membebaskan 20 tentara Israel yang masih hidup dan menyerahkan 10 jenazah lainnya. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 250 tahanan Palestina yang divonis seumur hidup serta 1.718 sandera dari Gaza. Selain itu, Israel juga menyerahkan 90 jenazah warga Palestina yang menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi.
Otoritas Gaza menuduh militer Israel mencuri organ dari sebagian jenazah warga Palestina yang dikembalikan. Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Thawabta, menyebut sebagian besar jenazah menunjukkan tanda-tanda eksekusi lapangan, mata tertutup, tangan dan kaki terikat, serta bekas jeratan di leher. Hamas mendesak penyelidikan internasional terhadap dugaan kejahatan kemanusiaan tersebut.
Meski kondisi masih sulit, kehidupan di Gaza perlahan berupaya pulih. Sekitar 300.000 pelajar Palestina dijadwalkan kembali bersekolah mulai Sabtu (18/10) di bawah naungan UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina. Sebagian kecil mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah dan tempat penampungan, sementara sisanya menjalani pembelajaran jarak jauh akibat situasi keamanan dan infratruktur yang belum pulih sepenuhnya.
Baca Juga: Dari Polemik Trans7 Menuju Etika Media yang Beradab
Upaya ini dilakukan agar anak-anak Gaza tidak kembali kehilangan tahun ajaran mereka di tengah blokade dan kehancuran akibat perang.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trans7 Tidak Memahami Esensi Mulianya Tradisi Takzim kepada Guru di Pesantren