Jakarta, MINA – Informasi syahidnya Pemimpin Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, Yahya Sinwar dalam medan pertempuran di Jalur Gaza dan perluasan serangan Israel di Timur Tengah menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan, edisi 13-19 Oktober 2024.
Penjajah Israel mengeklaim pada Kamis (17/10) dalam serangan tentara Israel (IDF) yang menargetkan sebuah bangunan telah melumpuhkan tiga pejuang Hamas. Militer Israel memverifikasi salah satunya adalah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Syahidnya Yahya Sinwar dalam medan pertempuran diumumkan Hamas melalui pernyataan yang disampaikan Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil Al-Hayya di Gaza, Jumat (18/10).
“Kami mengumumkan duka cita atas wafatnya pemimpin nasional besar, Saudara Mujahid Syahid Yahya Sinwar (Abu Ibrahim), Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Pemimpin Pertempuran Taufan Al-Aqsa,” kata Al-Hayya dalam pernyataan resmi Hamas.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Al-Hayya menyampaikan, Yahya Sinwar gugur sebagai pahlawan syahid, maju tanpa mundur, dengan senjata di tangannya, terlibat langsung dalam pertempuran, menghadapi tentara penjajah di garis depan.
“Ia berpindah dari satu titik pertempuran ke titik lain dengan keteguhan dan kesabaran di tanah Gaza yang mulia, membela Palestina dan tempat sucinya, serta menginspirasi semangat keteguhan, kesabaran, dan perlawanan,” kata Al-Hayya.
Yahya Sinwar terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas (Harakah Al-Muqawwamah Al-Islamiyyah atau Gerakan Perlawanan Islam) menggantikan Ismail Haniyeh, pada Selasa malam, 6 Agustus 2024 lalu.
Bukan rahasia lagi bahwa pendudukan Zionis Israel menganggap Yahya Sinwar sebagai musuh paling berbahaya dan ditakuti.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Otoritas Israel menggambarkan Sinwar sebagai orang yang keras kepala dan tidak bisa ditundukkan dengan negosiasi, sehingga kematiannya menjadi target utama Israel.
Selain syahidnya Yahya Sinwar, informasi yang menjadi sorotan pembaca Minanews.net berikutnya tentang perluasan serangan Israel di Timur Tengah. Tak hanya Gaza dan Tepi Barat – Palestina, serangan brutal Israel kini meluas hingga Lebanon, bahkan juga ke Iran.
Israel meningkatkan kampanye pengeboman besar-besarannya di seluruh Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hezbollah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Pada 1 Oktober, tentara Israel mengumumkan pemanggilan empat brigade cadangan untuk mendukung operasi di perbatasan utara dengan Lebanon.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Tentara Israel memanggil brigade cadangan tambahan sebagai bagian dari kampanye serangan darat ke perbatasan utara untuk memerangi Hezbollah di Lebanon.
“Sesuai dengan penilaian situasional, tentara memanggil brigade cadangan tambahan untuk misi operasional di wilayah utara,” kata pernyataan militer, Jumat (18/10), Anadolu Agency melaporkan.
Mereka juga mengumumkan, Selasa lalu, ada lima divisi militer terlibat dalam operasi di garis depan dengan Lebanon. Satu divisi biasanya terdiri dari dua brigade atau lebih, dengan lebih dari 10.000 tentara, menurut definisi militer.
Bentrokan tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hezbollah sejak dimulainya serangan di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan 42.500 orang Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Pertempuran antara tentara Israel dan Hezbollah Lebanon meningkat pada Selasa (15/10), saat unit infanteri Israel maju di pinggiran kota perbatasan Rab El-Thalathine.
Pada saat yang sama, Israel meningkatkan serangan udaranya di sejumlah kota di Lebanon Selatan dan Lembah Bekaa, yang mengakibatkan banyak korban, bahkan ke Lebanon Utara, Arab News melaporkan.
“Serangan udara Israel juga meluas ke Lebanon Utara terhadap sebuah gedung apartemen yang menewaskan sedikitnya 22 orang perlu diselidiki secara independen,” kata Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (15/10).
Selain itu, serangan Israel juga akan meluas ke Iran hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi tahu Amerika Serikat bahwa tentaranya akan menyerang target militer Iran, tapi bukan target nuklir atau minyak.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Washington Post, mengutip dua pejabat yang mengetahui masalah tersebut, pada Senin (14/10) melaporkan, Netanyahu telah memberi tahu Presiden AS Joe Biden bahwa ia akan menyerang target militer, bukan infrastruktur minyak atau instalasi nuklir Iran.
Pada tanggal 1 Oktober, Iran menembakkan serangkaian rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hamas Ismail Haneyyah, pejabat senior Hezbollah, dan Iran.
Terkait ini, Israel berjanji akan menanggapinya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon