Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PP Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 11 Maret

kurnia - Sabtu, 20 Januari 2024 - 17:25 WIB

Sabtu, 20 Januari 2024 - 17:25 WIB

13 Views ㅤ

Yogyakarta, MINA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan maklumat terkait hasil hisab awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijah 1445H.

Maklumat disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir kepada wartawan di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Sabtu (20/1). “Maklumat awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijah 1445H berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” katanya.

“Bahwa awal puasa Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024. Sedangkan Idul Fitri jatuh pada hari Rabu 10 April 2024 dan Idul Adha jatuh pada tanggal 17 Juni 2024,” kata Haedar.

Haedar pun mengimbau bagi kaum muslimin khususnya warga Muhammadiyah untuk menjalankan ibadah Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha sesuai dengan maklumat yang keluar hari ini.

“Kedua, kenapa Muhammadiyah mengumumkan sekarang atau mendahului? Kami PP Muhammadiyah tidak mendahului siapapun. Jadi pengumuman ini hal yang lumrah terjadi pada setiap tahun karena kami menggunakan metode hisab,” ucapnya.

Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Subuh Berjamaah

Haedar merasa perlu menegaskan hal tersebut agar tidak menuai polemik di masyarakat jika Muhammadiyah terkesan selalu mendahului soal penetapan bulan Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha.

Haedar menyebut PP Muhammadiyah menghargai jika ada perbedaan-perbedaan karena perbedaan metode. Bahkan, Haedar menilai sudah terbiasa dengan perbedaan tersebut karena yang terpenting menurutnya adalah toleransi dan saling menghargai.

“Karena kita sudah terbiasa dengan perbedaan itu maka kita jalani untuk menjalankan ibadah Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha dalam suasana berbeda. Tetapi yang paling penting adalah toleransi, saling menghargai dan tidak kalah pentingnya memaknai ibadah untuk membangun kesalehan diri umat Islam baik pribadi maupun kolektif bangsa Indonesia agar hidup kita lebih baik,” katanya.

“Penegasan ini perlu kami sampaikan agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat terkait Muhammadiyah mendahului. Padahal Muhammadiyah tidak pernah berniat mendahului maupun meninggalkan,” ujarnya. (L/R4/P1)

Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Haji 1445 H
Indonesia
Indonesia
Indonesia