Jakarta, 23 Rajab 1438/20 April 2017 (MINA) – Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Syarif Hidayatullah UIN Jakarta kembali menghelat konferensi internasional, The 2nd Studia Islamika International Conference 2017 on Southeast Asian Islam: “Religious Radicalism, Democracy, and Global Trends” di Jakarta, Selasa-Kamis 8-10 Agustus mendatang.
Konferensi mengundang para akademisi dalam dan luar negeri untuk mempresentasikan berbagai hasil penelitiannya tentang Islam dan Masyarakat Muslim di kawasan Asia Tenggara. Demikian siaran pers UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterima MINA, Kamis (20/4).
Ketua Panitia, Jajang Jahroni Ph.D dalam laman PPIM mengungkapkan, tema konferensi yang menyoroti Islam Asia Tenggara dalam tiga konteks, Radikalisme Keagaman, Demokrasi, dan Kecenderungan Global berangkat dari perkembangan sosial-politik Islam di Asia Tenggara, terutama Islam di Indonesia.
“Akhir-akhir ini kita melihat ada peningkatan kecenderungan cara memahami radikalisme, fundamentalisme, dan tren-tren sosial yang masif dalam konteks Islam di Asia Tenggara. Nah, kita ingin para scholar mempresentasikan temuan-temuan mereka,” ujar peraih Doktor Antropologi dari Boston University, Amerika Serikat, tersebut.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Tidak seperti kawasan lain di dunia yang alami perlambatan, data mencatat, Asia Tenggara justru mencapai tren stabilitas dan perkembangan ekonomi cukup tinggi di dunia. Namun di sisi lain, iman keberagamaan dan etnisitas masih menampakkan peran pentingnya dalam percaturan politik di kawasan ini.
Terkait itu, lanjut Jajang, konferensi mengundang para akademisi memperesentasikan risetnya dalam sejumlah topik penelitian yang bisa dipilih. Di antaranya, Religious Radicalism: Approaches, Trends and Methods; Democracy, Citizenship and Identity; Religious Radicalism and Education; Globalization and Transnational Movements: Southeast Asian Islam and ISIS. Tema penting pada topik ini menyoroti aspek radikalisme keagamaan.
Topik-topik lainnya adalah berkisar tentang perekonomian, filantropi, dan perempuan. Ini difasilitasi dalam klaster Contemporary Islamic Economics and Tourism; Philanthropy and Civil Society; Women, Society and Representation.
Selanjutnya, para akademisi juga bisa memilih topic seperti peran media sosial, ruang publik, dan populisme Islam. Ini ditawarkan melalui topic-topik seperti Social Media and the Contestation of the Public Sphere; Challenges of Urban Life: Food, Culture and Life Style; dan The Rise of Islamic Populism? Sectarian Politics in Contemporary Indonesia.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Jajang melanjutkan, selain mendiskusikan tentang Islam di kawasan Asia Tenggara, konferensi juga menjadi bagian promosi atas jurnal Studia Islamika yang konsisten terbit dan menyebarkan wacana keislaman Asia Tenggara ke berbagai akademisi dunia.
“Sejak terbit hingga kini, Studia Islamika telah tumbuh menjadi jurnal akademik internasional terindeks SCOPUS. Para akademisi-peneliti Islam Asia Tenggara dan Indonesia dari berbagai perguruan tinggi dunia secara konsisten mempercayakan penerbitan artikel risetnya di jurnal ini,” jelas Jajang.
Jajang memaparkan, selain para akademisi, konferensi juga mengundang para mahasiswa untuk mempresentasikan temuannya dalam bentuk poster. Terobosan ini dilakukan untuk mengakomodir pengembangan tradisi riset di kalangan mahasiswa perguruan tinggi nasioal.
Dia mengingatkan kesuksesan pelaksanaan kegiatan serupa di tahun 2014. “Tahun 2014, kita menerima dan mempresentasikan lebih dari 70 paper yang berasal dari 17 negara. Semoga tahun ini lebih semarak,” pungkas Jajang.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Bagi para akademisi yang tertarik untuk mempresentasikan temuannya, panitia menyediakan sembilan tema turunan konferensi. Seluruh pengiriman abstrak dilakukan secara elektronik melalui laman http://conference.ppim.uinjkt.ac.id sebelum tanggal 15 Mei 2017. (L/R07/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian